Bicara infrastruktur pikiran saya pertama tertuju ke infrastruktur jalan, karena tanpa jalan maka kita akan sulit bermobilisasi dengan cepat dan nyaman. Meskipun infrastruktur tentu bukan hanya jalan semata. Saya jadi teringan puluhan tahun silam, saat saya masih SMP, karena jalan hanya setapak dan tak ada kendaraan, maka jadilah ke sekolah jalan kaki sejauh 5 km sekali jalan, berarti dalam satu hari saya dan kawan-kawan menempuh perjalanan 10 km. Hal demikian saat ini mungkin sudah jaramg terjadi.
Saya tergelitik dengan pernyataan presiden Jokowi saat debat ke 2, yang mengatakan, tanpa infrastruktur maka daya saing kita lupakan. Perkebunan sawit juga sangat memerlukan infrastuktur, terutama jalan. Tanpa jalan yang memadai maka biaya akan semakin mahal dalam hal pengangkutan hasil panen sawit.
Seandainya 220.000 ha lahan yang muncul dalam data debat, maka kira-kira berapa km jalan yang dibutuhkan?
Saya coba buat hitungannya sebagai berikut.
Lahan sawit dibuat blok berupa persegi panjang, dan satu blok ada yang 30 ha ada yang 25 ha. Jika 1 blok 25 ha, maka jalan yang dibuat ada 2 jenis yaitu jalan utama ( main road/MR) dan jalan pengumpul ( colection road/ CR). Jalan MR (lebar 9m) sepanjang 250 m, sedangkan jalan CR ( lebar 7m) 1.000 m.Â
Dengan demikian maka panjang jalan untuk 25 ha lahan sawit butuh jalan 1.250 m. Maka untuk setiap 1 ha lahan bisa kita hitung jalan sepanjang minimal 50 m. Dengan demikian jika ada lahan 220.000 ha lahan mau dijadikan perkebunan sawit, akan terbangun jalan 50 x 220.000 = 11.000.000 m jalan atau 11.000 km.
Bagaimana kalau jalan tidak dibangun? Maka bisa dipastikan pengangkutan hasil panen akan memakan biaya yang mahal, sebab akan banyak menggunakan tenaga manual  sehingga yang tarjadi adalah inefisiensi.
Bagaimana jika konsep demikian diterapkan untuk membangun jalan desa, karena dalam debat juga muncul jalan desa.
Jika satu desa saya asumsikan sekitar 400 ha lahan setiap desa dengan perkebunan sawit di atas, dengan 74.000 desa, maka lahan yang akan dibuat jalan adalah 400 ha x 74.000 = 2.960.000 ha.
Jika dirancang jalan sesuai konsep perkebunan sawit maka panjang jalan desa idealnya 2.960.000 x 50 m = 148.000.000 m atau 148.000 km. Tentu jalan di desa akan sulit dirancang seperti konsep perkebunan sawit, karena biasanya desa terbentuk secara alamiah, mulai dari penduduk yang sedikit sampai banyak maka terbentuklah sebuah desa. Jalan desa bisa dirancang dari awal jika desa itu adalah desa transmigrasi.
Perkebunan terutama sawit sangat erat kaitannya dengan infrastruktur jalan. Tanpa jalan, maka lupakan semua konsep tentang agronomi perkelapasawitan. Jalan memberi dampak dalam semua aspek, baik itu pengaturan pemeliharaan, pengangkutan karyawan, pengangkutan pupuk, sampai dengan pengangkutan hasil panen. Jalan yang memadai akan menghemat biaya pemeliharaan maupun biaya pengangkutan hasil panen.