Mohon tunggu...
John Rubby P
John Rubby P Mohon Tunggu... Penulis - Planter yang selalu belajar

PLANTER............

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Asapmu Berdering di Ujung Tak Berakhir

21 Oktober 2015   14:42 Diperbarui: 21 Oktober 2015   14:57 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Kring------kring---kring

****

Apa kabar sobat? akhir-akhir ini engkau nampak murung, selalu merenung, yang ujungnya termenung

Apa gerangan yang buat hatimu gundah gulana, merana, seperti kereta kencana tak berarah

Katanya engkau tak bisa membedakan wajah yang hadir menghampirimu hari ini?

Katanya jalanmu selalu tergopoh, melambat, disertai batukmu yang kian menohok?

***

Kabar dariku tak bisa aku jelaskan saudara, entah mengapa lidahku kelu, mulutku kaku

Tenggorokanku akhir-akhir ini tak bisa berkompromi, terasa sulit mengeluarkan suara

Berusarapun sudah tak berarti, asap putih kian merajalela, upaya apalagi yang kita harapkan?

Kadang aku berfikir saudara, ini akibat ulahku yang doyan bakar-bakar

Saat ingin membuka lahan, aku lebih suka membakar, dan bau asapnya sangat menggoda imanku

Tapi apa lacur, apinya kemana-mana, akhirnya semua merana, tak ada yang mau mengalah

Kuminta bentuan tetangga, mereka berdatangan, dan aku merasa bangga, tapi lihatlah saudara, kabut malah semakin menjadi

Kudengar di daerahmupun saudara sudah mulai ramai asap, itu pasti akibat pembakaran juga bukan?

Apakah sudah ada tindakan pencegahan dari penguasa daerahmu saudara?

Jangan tiru keadaan kami, penguasa kami sibuk menyalahkan....

***

Akh...benar sobat, kamipun di sini terpapar asap akhir-akhir ini

Dan semua suda pada mengeluh, tapi jika melihat ladang gersang tetap jua tangan ini ingin membakarnya,

Apakah di sana sobat ada ajakan untuk mengurangi asap, begini ajakannya sobat, bacalah mungkin sobat percaya atau tertawa

"Mohon bantuan seluruh warga indonesia: Tolong bantu saudara kita di Jambi, riau dan daerah sumatera lainnya. Di sana hanya tersisa 5% udara yang layak. Hanya dengan langkah kecil. Sediakan baskom air yang dicampur garam dan diletakkan di luar, biarkan menguap, jam penguapan air yang baik adalah sekitar 11.00 sampai 13.00 siang hari, dengan makin banyak uap air di udara semakin mempercepat kondensasi menjadi butir air pada suhu yang makin dingin di udara. Dengan cara sederhana ini diharapkan hujan cepat turun, semakin banyak warga melakukan ini di masing-masing rumah, ratusan ribu rumah maka tercipta jutaan kubik uap air di udara. Lakukan ini cukup satu rumah, satu ember air garam, kamis 22 oktober 2015, jam 11 siang serempak.  Mari kita sama-sama berusaha untuk menghadapi kabut asap ini. Pesan ini adalah saran dari BMKG indonesia mohon diteruskan"

Begitulah bunyi kiriman ke phoncelku ini hari sobat, apakah itu ada artinya,

Dari segi apa itu akan berhasil sobat, masihkah otakmu bisa mencerna, atau sudah membeku karena tebalnya asap yang kau hirup?

***

Sahabat, itupun aku juga mendapatkannya, persis seperti saudara sampaikan ke aku,

Pertanyaanmu sudah sulit aku jelaskan, otakku sudah beku, dan tak bisa lagi mengolah informasi ilmiahnya

Akh, sudahlah sobatku, dering teleponmu sudah menyemangati aku ini hari, sebenarnya semangatku sudah juga membeku

Tak tau ke mana lagi mengadu, dering teleponmu tadi kukira pemberitahuan bahwa asap akan segera berhenti, ternyata, tak ada ujungnya kelihatan.

Sampai di sini dulu saudara, saya mau mencari masker untuk menutup mulut, dan hidungku, tapi bukan berarti aku akan diam saudara, aku akan tetap berusaha, berusaha membuat hidupku berarti...

 

Sluuuuuup.......

*****

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun