Saat ingin membuka lahan, aku lebih suka membakar, dan bau asapnya sangat menggoda imanku
Tapi apa lacur, apinya kemana-mana, akhirnya semua merana, tak ada yang mau mengalah
Kuminta bentuan tetangga, mereka berdatangan, dan aku merasa bangga, tapi lihatlah saudara, kabut malah semakin menjadi
Kudengar di daerahmupun saudara sudah mulai ramai asap, itu pasti akibat pembakaran juga bukan?
Apakah sudah ada tindakan pencegahan dari penguasa daerahmu saudara?
Jangan tiru keadaan kami, penguasa kami sibuk menyalahkan....
***
Akh...benar sobat, kamipun di sini terpapar asap akhir-akhir ini
Dan semua suda pada mengeluh, tapi jika melihat ladang gersang tetap jua tangan ini ingin membakarnya,
Apakah di sana sobat ada ajakan untuk mengurangi asap, begini ajakannya sobat, bacalah mungkin sobat percaya atau tertawa
"Mohon bantuan seluruh warga indonesia: Tolong bantu saudara kita di Jambi, riau dan daerah sumatera lainnya. Di sana hanya tersisa 5% udara yang layak. Hanya dengan langkah kecil. Sediakan baskom air yang dicampur garam dan diletakkan di luar, biarkan menguap, jam penguapan air yang baik adalah sekitar 11.00 sampai 13.00 siang hari, dengan makin banyak uap air di udara semakin mempercepat kondensasi menjadi butir air pada suhu yang makin dingin di udara. Dengan cara sederhana ini diharapkan hujan cepat turun, semakin banyak warga melakukan ini di masing-masing rumah, ratusan ribu rumah maka tercipta jutaan kubik uap air di udara. Lakukan ini cukup satu rumah, satu ember air garam, kamis 22 oktober 2015, jam 11 siang serempak. Mari kita sama-sama berusaha untuk menghadapi kabut asap ini. Pesan ini adalah saran dari BMKG indonesia mohon diteruskan"