Sore hari menelusuri jalan yang arsi de pedesaan yang jauh dari hingar bingar kemacetan, dan jauh dari polusi. Â Udara bertiup sepoi-sepoi memberi kenyamanan menikmati tenggelamnya sang surya. Â Semabari menunggu matahari tebenam, terdengar suara gitar dengan merdu dibarengi nyanyian yang membuat naluri menyanyi terpanggil untuk nimbrung.... LISSOI "Nahum Situmorang"
Lissoi, lissoi, lissoi, lissoi
O....par mitu
Lissoi, lissoi, lissoi, lissoi
Olo tutu....
Sang surya semakin tenggelam di ufuk barat, dan malam pun semakin memberikan angin segar nan dingin menusuk tulang, tetapi kehangatan mesih tercipta kala mendengar dan menikmati segelas Tuak. Â Ditemani kehangatan tuak, sejenak dapat melupakan penatnya dunia, sejenak dapat menikmati dunia yang indah, walau hanya dalam alam pikir LISSOI..
Arsak rap manghalupahon..
o..parmitu
Tole ma rap mangendehon
O... parmitu....
Semakin malam tak terasa iringan suara gitar nan merdu, diselingi oleh suara seruling bambu menambah indah suasana, sehingga tak terasa, beberapa gelas tuak pun telah menusuh ke lambung menambah hangat suasana....Lissoi
Sirupma-sirupma
Handit ma galasmi
Sirupma-sirupma
Ma aru-arumi...
LISSOI.....
Mari kita angkat gelas persahabatan, dan hindari kecongkakan,....salam
LISSOI
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI