Mohon tunggu...
John Rambo
John Rambo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Green Berrets special forces

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Semediku Terbangun Karena Pakde Kartono

28 September 2015   16:00 Diperbarui: 28 September 2015   17:18 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akun anonim di kompasiana itu ibarat rumput di halaman rumahku kalau sebulan tidak kupangkas. Setiap kehebohan di Kompasiana selalu memancing akun-akun anonim semakin subur bermunculan. Mereka semua punya misi masing-masing yang membuat kehebohan itu semakin semarak.

Akun-akun Anonim yang bermunculan memang ada yang berkualitas dalam menjaga diri sehingga tidak pernah ketahuan siapa dia sebenarnya. Sebaliknya ada akun yang tidak berkualitas dalam menjaga diri sehingga tidak perlu waktu lama untuk terbongkar kedoknya.

Dalam kasus Pakde kartono yang dianggap sebagai Gayus Tambun, sepertinya ini merupakan kasus yang unik karena terbongkarnya akun ini bukan karena kualitas pakde kartono yang jelek, justru karena kualitas dia yang jempolan.

Dengan statistik tulisan yang sangat impresif menjadikan Pakde Kartono selebritis Kompasiana. Kemudian menjadi mabuk popularitas lalu terlena untuk tidak muncul kepermukaan. Godaan untuk dikenali sebagai pribadi yang sebenarnya membuat kemunculannya menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Dia memang menjadi terkenal tetapi itu juga mengakhiri sepak terjangnya didunia anonimous.

Konsistensi sebagai anonim yg terverifikasi itu sangat berat untuk dijalani. bagaimana tidak berat kalau kita harus selalu konsisten berpura-pura sebagai orang lain yang sesuai dengan KTP. Bukan saja identitas yang bukan sebenarnya bahkan gaya bahasa harus berubah sesuai karakter yang kita ciptakan. Sedikit saja kita melenceng dari karakter anonim kita maka dengan mudah dikenali sebagai orang lain.

itu masih bagian paling mudah. Bagian paling sulit dari Anonim itu adalah menjaga agar karakter yang diciptakan mempunyai rasa dan karakter berbeda. apalagi mempunyai akun anonim lebih dari satu. Bayangkan bila mereka berdua bertemu dan mempunyai pendapat yang berbeda. Mereka berdua harus bisa bertengkar dan saling mempertahankan pendapat meskipun itu harus monolog.

Akhir kata, Semoga akunku ini aman dari godaan kopdar meskipun banyak yg mengajukan tawaran menggiurkan di beberapa resto terkenal. kalaupun KOPDAR aku pinginnya itu dibalik tirai. jadi pas foto2 dan selfie masih tidak terlihat jelas wajahku yg cukup tampan ini. Semoga akun anonim tetap menjaga kredibilitasnya sehingga tidak ketahuan meskipun aslinya bukan siapa-siapa atau bahkan penjahat, garong atau pengemplang pajak. JADILAH ANONIM YG RENDAH HATI DAN TIDAK SOMBONG!

Selamat pagi kawan-kawan semua, aku lanjutkan semediku demi meningkatkan ilmu anonim level 9. sampai jumpa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun