Mohon tunggu...
John Rambo
John Rambo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Green Berrets special forces

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemilih Cerdas Tidak Termakan Propaganda

6 Juni 2014   23:18 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:58 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua Calon Presiden memiliki timses masing-masing. Tugas mereka melakukan propaganda dan menggiring opini. Tidak heran muncul paradigma siapa yg mampu menguasai informasi maka dialah pemenangnya.

Kedua kubu punya ahli propaganda karena latar belakang militer yg kuat dibalik kedua Capres.
Prabowo sendiri adalah ahli tempur, kisah Mapenduma adalah bukti nyata bagaimana Prabowo menghancurkan OPM dan membebaskan sandera. Prabowo terlibat dengan kasus penculikan aktivis 98 yg akhirnya menamatkan karir militernya. Disampingnya ada Nachrowi Ramli sebagai kepala sandi negara yg dekat dengan intelejen dan Jendral tempur seperti Yunus Yosfiah yg terkenal karena Balibo Five yaitu peristiwa pembunuhan 5 wartawan australia.

Dibelakang Jokowi ada Luhut Panjaitan yg juga pernah bertugas di Tim-tim, kemudian aktif dalam dunia intelejen militer dan AM Hendropriyono yg terkenal karena kasus Pembantaian warga Talangsari dan kasus Munir (saat jadi kepala BIN) yg menyeret nama Muchdi Pr (petinggi BIN) sebagai tersangka tetapi kemudian bebas murni meskipun bukti dan saksi sangat kuat. Lalu ada Ryamizard Riyacudu yg terkenal karena Operasi Militer aceh dan Wiranto yg jadi Pangab saat kerusuhan 1998.

Orang dibelakang layar inilah yg berperan dalam segala arus informasi yg berkembang menyangkut para kandidat Presiden. Kedua kubu memiliki orang-orang dengan catatan kekerasan atau bisa dibilang "KEJAM dan BENGIS" walau itu dalam koridor melaksanakan tugas yg mereka terima dari pimpinan.

Kedua Capres bisa dibilang mempunyai dukungan para Jendral berprestasi dan fenomenal dengan kisah mereka. Kalau dicermati sebenarnya ini bukan pertarungan antara Prabowo dan Jokowi tapi lebih kepada pertarungan antar elit Militer dikedua kubu.

Secara kasar kedua kubu adalah orang-orang yg pernah berselisih paham dimasa lalu. Ada intrik pribadi diantara para jendral ini. Prabowo banyak didukung jendral tempur atau komandan teritorial sedangkan dikubu Jokowi lebih banyak jendral intelejen. Kenyataan ini membuat strategi kedua capres mengalami perbedaan.

Jokowi secara personal tidak bermasalah dengan Prabowo tapi beberapa Jendral dibelakang Jokowi pernah berselisih dengan Prabowo semasa aktif di militer. Prabowo karirnya tamat ditangan Wiranto yg membebankan semua kesalahan 1998 di pundak Prabowo. Sebelumnya Prabowo juga berselisih dengan LB Moerdani seorang petinggi Militer era Soeharto yg merupakan ahli strategi dan intelejen pencetus "Petrus" yg secara kebetulan anak didiknya berada di kubu Jokowi.

Siapapun yg anda pilih tidak akan jauh dari kekuatan militer dibelakang mereka. Propaganda yg berkeliaran dimedia adalah hasil kerja para aktor dibelakang layar. Ketika anda percayai satu informasi dan mengabaikan informasi lainnya maka dari situlah anda termakan PROPAGANDA!.

Terakhir;

Siapa yg mampu mengendalikan para Jendral ini akan menjadi Presiden sesungguhnya.


Jadilah pemilih cerdas!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun