Oleh : John Lobo*
Penetapan status wabah Covid-19 dari pandemi  menjadi endemi membawa berkat tersendiri bagi masyarakat terutama para pencinta sepak bola Kota Mojokerto. Dampak dari semakin melandainya penyakit tersebut adalah mulai menggeliat bahkan hidupnya berbagai aktivitas penggerak roda perekonomian termasuk sepak bola yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat kota Onde-Onde.Â
Sepak bola diyakini bisa menjadi salah satu prime mover atau penggerak utama perniagaan yang strategis karena memiliki potensi market yang sangat besar mengingat sektor tersebut melibatkan banyak orang dari berbagai elemen.
Persatuan Sepak bola Kota Mojokerto (Persem) pada tahun 2022 dibawah kepengurusan yang baru berniat untuk serius mengimplementasikan Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2019 yang dijabarkan dalam Permenko PMK Nomor 1 Tahun 2020 tentang Peta Jalan Percepatan Pembangunan Sepakbola Nasional.Â
Oleh karena itu Persem sebagai klub sepakbola kebanggaan warga Kota Mojokerto telah menyusun program kerja pengembangan sepakbola dalam bentuk pembinaan usia dini dan terlibat dalam kompetisi Liga 3 Provinsi Jawa Timur tahun 2022.
Aspek historis mengisahkan bahwa sepakbola di kota dengan penduduk terpadat itu dimulai sejak tahun 1931 (sumber : Wikipedia). Literatur lain menyebutkan bahwa Mojokerto Voetbal Club (MVC) adalah klub sepakbola pertama yang berdiri pada tahun 1920. Pada tahun 1930 berkembang menjadi 4 klub yakni MVC, Modjopait Voetbalbond, HCTNH, dan Veld Polite Voetbal Club.Â
Dalam suatu pertemuan di bulan Desember tahun 1936 keempat klub tersebut dilebur dalam satu wadah yang bernama Modjokertosche Voebalbond (MVB). Dalam MVB yang bergabung hanya klub MVC dan HCTNH saja. Kendati demikian wadah tersebut tetap memfasilitasi kompetisi antar klub dengan keputusan pendirian federasi yang diberi nama Modjokertosche Voetbal Unie (MOVU). Â
Hingga tahun 1940 keberadaan MOVU cukup eksis bahkan kompetsisi antar klub tetap berjalan sebagaimana biasa.Â
Pada masa penjajahan Jepang kegiatan sepakbola jarang diadakan bahkan nyaris hilang. Pasca perang kemerdekaan kemungkinan MOVU berganti nama menjadi Persatuan Sepakbola Mojokerto (Persem).Pencapaian prestisius klub kebanggaan masyarakat Mojokerto ini adalah berhasil meraih juara 1 kompetisi liga 3 nasional pada tahun 2007.
Manager baru, Elwie Wijaya bersama Sigit Eko Pramono selaku wakil manager mulai membenah organisasi sepakbola dengan fokus pada re-orientasi pola pembinaan dalam Persem dimana pola tersebut searah dengan  model pembinaan sepakbola modern seperti yang termaktub dalam Permenko No.1 Tahun 20220 yang menitikberatkan aspek pembinaan dalam sepakbola.
Dalam perspektif Persem modern konsep yang diusung adalah PERSEM BANGKIT artinya pihak manajemen akan mengelola klub sesuai dengan kaidah tata kelola manajemen modern yang mengedepankan sisi profesional dengan beberapa strategi, antara lain ; Pertama, Mendorong Sepakbola sebagai sarana Pendidikan Karakter.Â
Sepakbola dimaknai sebagai media pengembangan pendidikan karakter anak ketika berada di luar sekolah dan keluarga. Pendidikan karakter dalam konteks tersebut menyangkut aturan main yang bertemali dengan kehidupan seseorang terutama kehidupan sosial yang disertai dengan berbagai konsekuensi yang berlaku didalamnya.Â
Sepakbola adalah mniatur kehidupan dengan berbagai aturan main yang  tegas dan bisa dijadikan sebagai salah satu instrumen  pendidikan karakter sejak usia dini yang efektif dan strategis. Hal yang sangat fundamental ini diharapkan bisa membawa dampak adaptif bagi seorang pemain dimasa yang akan datang terutama ketika memasuki usia produktif dan dunia kerja sangat kompetitif.Â
Anak akan merawat spirit sportifitas dan pantang menyerah serta pentingnya kerja keras untuk menggapai cita-cita.
Kedua, Pendidikan olahraga dan keberlanjutan pembudayaan sepakbola Mojokerto. Melalui strategi ini Persem akan menginisiasi dan memfasilitasi pembentukan akademi Persem dalam berbagai tingkatan kelompok umur seperti KU-13, KU-15, dan KU-17 yang disertai dengan kompetisi liga sesuai dengan KU masing-masing.Â
Perihal pendidikan dan pembinaan, terbuka untuk semua masyarakat, namun khusus warga Kota dan pelajar yang sedang mengenyam pendidikan di wilayah pemerintahan Kota Mojokerto tidak ada pungutan atau gratis.Â
Hal yang perlu dipahami oleh para pengelola klub/SSB adalah bahwa eksistensi akademi Persem bukanlah kompetitor tetapi mitra dalam membina dan menyalurkan kontinuitas karier pemain lokal hingga ke kasta tertinggi sepakbola di tanah air .
Ketiga, Persem modern bercita-cita menciptakan pemain sepakbola yang berprestasi dan memiliki karakter yang kuat sehingga bermanfaat bagi masyarakat. Guna menggapai visi tersebut pola pembinaan yang dikembangkan sangat masif  dengan mengedepankan persepsi bahwa Persem adalah aset dan kebanggaan seluruh warga kota Mojokerto.Â
Oleh karena itu dukungan seluruh stakeholder sepakbola sangat dibutuhkan seperti, Pemerintah Kota Mojkerto, Askot Mojokerto, KONI Kota Mojokerto, para pengusaha, dan warga/supporter.
Berikut susunan pengurus Persem Modern tahun 2022 :
Pembina : Supriyadi Karima Syaiful
Pengawas : Joko Rustriyanto
Manager : Elwie Wijaya
Wakil Manager : Sigit Eko Pramono
Sekretaris 1 : Iswahyudi
Sekretaris 2 : Rizky Andrianto
Bendahara 1 : Eko Ari Kriswantoro
Bendahara 2 : Imam Sopi'i
Bendahar 3 : Febe Kurniasari wibowo
Head Coach : Muhfudin Budi Santoso
Ass.Coach : Zaenal fanani
GK.Coach : Edi Sukamto
Dokter/Fisioterapis : Support dari Dinkes Pemkot
Kitman : Sutrino Basuki
Media Officer : Naufal Habib Alhabsy
Koordinator Suporter : Dany Arihadi
*Penulis : Pecinta Sepakbola tinggal di Mojokerto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H