Oleh : Agus Thuru
Perih ini untuk siapa?
Bunga-bunga di tanah Papua
Berguguran
Bersimbah air mata
Pada genangan darah
Perih ini
Luka yang tak kunjung sembuh
Mayat-mayat bergelimpang
Sebab ujung senapan
Belum juga bisa dijinakkan
Bunga-bunga di Papua
Seakan mekar di tengah kemarau
Saban hari terus bertahan
Dengan recikan darah korban
Kebiadaban yang gagal dimusnahkan
Air mata telah menjadi sarapan
Darah menjadi anggur asam
Di gelaran pesta penuh amarah
Satu persatu  napasnya tercabut
Dari cinta dan keadaban
Oh Papua
Masih berapa lama lagi
Setiap jengkal tanah leluhur
Ditoreh dengan darah angkara
Tak adakah jalan kita berdamai?
Denpasar, 16.07.2022
Turut Berdukacita atas para korban insiden Ndungga Papua