Motor penggerak pengembangan wilayah ekonomi baruÂ
Kehadiran perguruan tinggi di Malanuza yang mendapat dukungan penuh dari harta kekayaan Fridus Muga, ternyata menggerakkan roda ekonomi masyarakat.Â
Sudah banyak warga yang menambah kamar rumahnya untuk disewa mahasiswa/i. Sudah banyak petani yang bisa menjual berasnya kepada para mahasiswa.Â
Sudah banyak petani yang menjual sayur dan aneka bumbu dapur bagi mahasiswa/i. Sudah banyak peternak, nelayan yang menjual daging dan ikan kepada para mahasiswa/i. Sudah banyak kios dan toko yang dibuka untuk melayani kebutuhan mahasiswa.Â
Sudah banyak 'orang' yang mendapatkan penghasilan dari kehadiran Perguruan Tinggi Citra Bakti. Malanuza pun jadi pusat pengembangan ekonomi baru yang melibatkan banyak orang dan memberikan manfaat bagi banyak orang .Â
Belajar dari proses yang terjadi di Malanuza, Wilfridus sudah menyiapkan pusat pengembangan ekonomi baru dengan mendirikan program studi baru di Lengkosambi Riung sebagai pintu masuk kabupaten Ngada dari wilayah Utara.Â
Sementara di wilayah Timur, akan dibuka Program Studi Baru di Aimere. Bapak Wilfridus juga sudah menyiapkan lahan di kota Bajawa dan Soa untuk pembukaan program studi Baru . Pembukaan kampus di Lengkosambi Riung, Aimere, Kota Bajawa dan Soa merangsang pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.Â
Asset yang dimiliki Wilfridus Muga menjadi pijakan kuat untuk mendirikan kampus di beberapa wilayah tersebut di atas sejalan dengan semakin banyaknya orang menikmati 'manfaat' dari asset tersebut. Publikasi tentang banyaknya harta kekayaan Bapak Wilfridus Muga sebenarnya merupakan 'pengakuan' bahwa Bapak Wilfridus Muga memiliki pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan untuk menghidupi banyak orang.
Â