Oleh : John Lobo
Bersama istri tercinta, Ludgardis dan kedua putra tercinta Claudius dan Diego kami mulai menjadi penghuni tetap di kawasan Perumahan Japan Asri HH RT.07 RW.13 Desa Japan Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto pada bulan Juli 2008. Sejak menikah tanggal 2 Mei 2004, kami menjadi penghuni rumah kontrakan beberapa tahun.
Maklum saat itu status saya hanyalah seorang guru honorer pada sekolah swasta di Kota Kediri, dan istriku juga karyawan pada salah satu rumah sakit swasta di Kota Onde-onde. Saya berasal dari kampung Deru, salah satu daerah terpencil di Flores demikian juga dengan istriku yang dilahirkan dari Palianaloka, kampung tetangga. Kami berdua berasal dari keluarga Katolik yang sangat taat.
Ketika lulus dalam seleksi Pegawai Negeri Sipil (PNS) tahun 2005,  kami bertekad untuk membeli rumah bahkan menjadi penghuni pertama pada salah satu kawasan perumahan di area Mojokerto. Keteguhan hati kami  untuk menjadi penghuni pertama dilatarbelakangi alasan sepele mengingat selama 4 tahun menghuni rumah kontrakan, kami dilarang untuk menjalankan ibadah (doa bersama) oleh pemilik rumah
Jadi, aktivitas keagamaan yang kami lakukan hanya setiap hari Sabtu atau Minggu misa di Gereja Paroki, Santo Yosef Mojokerto. Walaupun sebagai guru Agama Katolik, kegiatan peribadatan tidak pernah dirayakan di rumah. Selain itu di kawasan perkampungan tersebut diskriminasi antara penduduk asli dan pendatang, suku, dan agama terkadang masih terjadi.
Nazar untuk menjadi penghuni pertama di perumahanpun terwujud. Konsekuensinya adalah, kami selalu menjadi rujukan dan tempat bertanya jika ada warga yang ingin mencari dan membeli rumah baru di kawasan tempat kami berdomisili. Demikian juga jika ada penduduk dari luar yang hendak mencari alamat saudaranya, terkadang menanyakan pada kami. Tidak sampai setahun kawasan Japan Asri blok HH terisi penuh dengan rumah.
Seiring perjalanan waktu, terbentuklah Rukun Tetangga (RT). Sebagai "penghuni tertua" kami menginisiasi pembentukan pengurus RT. Sejak tahun 2008 hingga bulan Mei 2020 sudah mengalami pergantian beberapa ketua RT. Pada awal Juni 2020 ada pemilihan ketua RT yang baru dan saya terpilih serta dipercayakan menjadi ketua RT. Di blok HH RT.07 jumlah Kepala Keluarga ada 78 KK dengan jumlah penduduk sekitar 234 jiwa.Â
Kendati menjadi satu-satunya keluarga Katolik di kawasan tersebut, spirit yang kami usung adalah inklusif dalam pergaulan, terlibat aktif dalam kehidupan bersama, dan menjunjung tinggi budaya setempat. Kami bertekad untuk membangun sikap adaptif sebagai upaya membangun budaya tanding terhadap pengalaman negatife di masa lalu selama menjadi penghuni rumah kontrakan.