Mohon tunggu...
John Lobo
John Lobo Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi dan Penggagas Gerakan Katakan dengan Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Guru di SMA Negeri 2 Kota Mojokerto Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merawat Karakter Religius Siswa Katolik Selama Masa Pandemi

29 September 2021   09:22 Diperbarui: 29 September 2021   20:43 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baca Kitab Suci di rumah. (dok. pribadi)

Peserta didik merupakan masyarakat digital dimana dua ciri yang menonjol dari kelompok tersebut adalah senang akan kebebasan dimana mereka memiliki kesempatan untuk mengakses sumber informasi apapun tanpa batas dan suka mengekspresikan diri melalui media sosial. Oleh karena itu menulis dan membaca buku-buku yang bermutu (Alkitab) selain sebagai sarana untuk menyelesaikan tuntutan tugas akademis juga instrumen yang memperkuat dan memperkaya kapasitas mereka dalam mengisi konten - konten yang tersedia di media sosial serta media alternatif untuk membangun budaya tanding (budaya baca) di tengah gencarnya kepungan media Sosial.

DBL pagi. (dok pribadi)
DBL pagi. (dok pribadi)

Membaca teks Kitab Suci, merenungkan, dan sharing yang dilaksanakan saat tatap muka terbatas maupun melalui SK3 secara virtual selama masa pandemi merupakan upaya sederhana untuk menguatkan peserta didik agar menjadi pribadi yang memiliki harapan dan tangguh ditengah kepungan wabah Covid-19. Seperti tertulis dalam Kitab Amsal 17:22 "Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang"

Literasi Kitab Suci menggunakan beberapa langkah dengan harapan peserta didik dapat membaca, menggali kekayaan teks Kitab Suci, meresapkan dan merenungkannya dalam hati serta mengungkapkan dalam bentuk sharing atau berbagai pengalaman iman melalui pertanyaan penuntun yan diberikan oleh Pembina. Sharing berguna agar membantu dan memperkaya teman lain sehingga bisa bertumbuh dalam iman.

Tahapan terakhir adalah penegasan yang melengkapi hasil renungan dan sharing peserta didik sekaligus menjadi kesempatan untuk menentukan tindakan konkret sebagai tindak lanjut atas pembacaan Sabda Tuhan. Pada fase ini Pembina mengajak peserta didik untuk membangun komitmen pribadi maupun bersama agar menjadi saksi kehadiran Kristus di sekolah tempat dirinya menimba ilmu.

Selain membaca, peserta didik juga diberi kepercayaan untuk menulis tentang romantika pengalaman dirinya menjalani pembelajaran selama pandemi. Melalui penugasan untuk menulis mereka mendapatkan kesempatan memproduksi ide, menuangkan ide dalam bentuk tulisan, menata kalimat dan mengurutkannya dengan logis sehingga menjadi bacaan yang menarik. Kegiatan membaca dan menulis yang diatur dengan tehnik yang baik dan dibiasakan sangat membantu siswa untuk mengurai dirinya. Sebagai seorang pendidik sayapun mengenal mereka termasuk sisi-sisi unik dalam dirinya melalui tulisan.

Menulis di masa pandemi juga merupakan usaha untuk meningkatkan kualitas kesehatan peserta didik seperti goresan mantan CEO Jawa Pos Grup, Dahlan Iskan dalam bukunya Ganti Hati yang diterbitkan oleh Jawa Pos Press tahun 2007. Menulis merupakan upaya untuk menumpahkan ide dalam bentuk narasi yang berfungsi sebagai terapi untuk menyembuhkan beraneka penyakit. Kumpulan esai tersebut menjadi inspirasi dan roh yang memberikan kekuatan kepada pembaca yang sedang dilanda kronisnya tantangan hidup.

Penulis lahir pada tanggal 9 Juli 1972 di kampung yang dijuluki negeri sejuta jurang tepatnya Kampung Woeloma, Deru Desa Nenowea Kecamatan Jerebuu Kabupaten Ngada Flores NTT. Menyelesaikan pendidikan S-1 pada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan bidang Kateketik Widya Yuwana Madiun Jawa Timur. Saat ini bekerja sebagai Guru Pendidikan Agama Katolik di SMA Negeri 2 Kota Mojokerto.

Tahun 2004 menikah dengan Ludgardis Keo dan mendapatkan anugerah Tuhan dua orang putra yaitu Claudius M.C. Wogo dan Diego de San Vitores Lina. Selain guru, penulis juga editor buku kumpulan esai "Bahasa Indonesia dalam Revolusi Industri 4.0" terbitan Temalitera Mojokerto.Aktif dalam karya kemasyarakatan yakni sebagai penggagas Gerakan Katakan dengan Buku (GKdB), Anggota Pustaka Bergerak Indonesia, Pendiri Sa'o Pustaka dan beberapa Taman Baca serta pegiat literasi nasional. Lewat GKdB penulis menggerakan masyarakat baik secara pribadi maupun komunitas dalam mendonasikan buku untuk anak-anak di seluruh Indonesia. Penulis bisa dihubungi via email ; yohanesdonboscolob@gmail.com, FB: john lobo, IG : John Lobo, dan WA ; 082157531016.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun