Curahkan Roh Kudus sungguh dirasakan dengan lahirnya berbagai ide yang mendukung agar asap dapurnya tetap mengepul ditengah kondisi keuangan keluarga yang semakin melemah.
Boleh dibilang "the power of kepepet". Dalam kondisi keuangan yang tak berdaya ingatannya tersangkut pada hobi lama yakni suka memelihara beternak ayam kampung. Dalam hal memasarkan hasil ternak dirinya selalu gagal dimana tidak bisa mendapatkan keuntungan secara maksimal.
Baik dalam kesendirian maupun bersama istri dan kedua putrinya, Fabi selalu berdoa pada waktu khusus sesuai ajaran iman kekatolikan. Ia selalu meminta hikmat perihal apa yang harus dilakukan dan lewat sharing bersama teman serta dukungan istri Fabi memutuskan untuk menjual sendiri ayam hasil ternaknya ke pasar.
" Gengsi dan pemali buat saya" tegas Fabi via pesan singkat ketika saya berusaha untuk menanyakan soal bagaimana perasaan ketika menjadi penjual ayam di pasar Cakar Ayam. Berkat ketabahan, ketekunan, dan doa puji Tuhan kondisi keuangan keluarga semakin membaik.
Fabianus lantas manyampaikan bahwa rhema atau uraian Alkitab yang menjadi penyemangat hidup baginya adalah  Kitab Mazmur 1:2-3 yang berbunyi " Tetapi yang kesukaanya ialah taurat Tuhan,dan yang merenungkan taurat itu siang dan malam .Ia seperti pohon , yang dtanam di tepi aliran air ,yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak tidak layu daunya, apa saja yang diperbuatnya berhasil"
Pesan Nabi Daud dalam Mazmur benar-benar kami hayati dan rasakan terutama dimasa pandemi ini. Kendati mengalami kesulitan, Tuhan tahu kepada siapa berkat itu diberikan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H