Mohon tunggu...
John Lobo
John Lobo Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi dan Penggagas Gerakan Katakan dengan Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Guru di SMA Negeri 2 Kota Mojokerto Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Berpikir Positif terhadap Perbedaan Agama

28 November 2020   21:42 Diperbarui: 5 Juni 2021   22:31 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patris Bersama teman sekelas ketika diluar kelas

Oleh : Patricius Yoga Advenda 

Shallom. Berkah dalem. Salam sejahtera bagi kita semua. Halloo, perkenalkan nama saya Patricius Yoga Advenda. Saya beragama Katolik. Lahir di Mojokerto, 12 Desember 2003. Saya anak ke 2 dari empat bersaudara.

Saya akan berbagai pengalaman atau kisah hidup saya bagaimana rasanya menjadi siswa Katolik yang sejak kecil sekolah di lembaga Katolik kemudian sekarang sekolah di Negeri yang mayoritas teman-teman agamanya berbeda dengan saya.

Pertama-tama saya bersyukur kepada Tuhan Yesus karena saya bisa diterima di SMAN 2 Mojokerto. Walaupun sekarang ada sistem zonasi, tidak semua orang dengan mudah bisa masuk di SMAN 2 Mojokerto. Bagi warga Mojokerto, sekolah ini merupakan sekolah favorit artinya lembaga memiliki fasilitas lengkap, berkualitas, sehingga banyak pelajar bersaing untuk masuk.

Para siswa dan orangtua siswa memburu sekolah favorit sehingga anak-anak berprestasi dan orangtuanya mampu berkumpul di lembaga ini . Selain itu, banyak prestasi yang telah ditoreh oleh lembaga ini seperti; juara 3 lomba perpustakaan tingkat nasional.

Bahkan sebelumnya Sekolah Menengah Atas Negeri ini merupakan sekolah bertaraf internasional (RSBI) atau yang biasa disebut Buwitashakti (Bumi Wiyata Setya Bhakti) dan programnya yang terkenal kala itu adalah Inscada (Innovative School of SMANDA) serta berdiri pada tanggal 9 Oktober 1982.

Kujatuhkan pilihan untuk mengenyam pendidikan di sekolah tersebut bukan karena alasan zonasi tetapi saya ingin memiliki pengalaman dan pandangan yang lebih luas serta memiliki akses yang lebih mudah untuk masuk di universitas negeri mengingat status yang disandang adalah A. Artinya sekolah tersebut sudah memenuhi semua standar sebagai lembaga penyelengaara pendidikan.

Mengenyam pendidikan di sekolah negeri merupakan sesuatu baru bagi saya, mengingat selama ini kami empat bersaudara sejak TK hingga SMP sekolah di lembaga pendidikan swasta yakni sekolah Katolik. Pada waktu di sekolah swasta Katolik iman saya bertumbuh tanpa halangan atau rintangan yang berat. Saat ini saya sering ditanya tentang iman yang dianut  dan terkadang disindir oleh segelintir teman yang belum memahami arti sebuah keyakinan. Inilah perbedaan antara sekolah Katolik dan negeri.

Masih tersimpan dengan baik dalam ingatanku saat pertama kali masuk sekolah ini terutama ketika mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada hari Senin minggu ke 3 bulan Juni 2019 . Bersama sahabat seangkatan kami dikukuhkan menjadi siswa SMA Negeri 2 Kota Mojokerto. Dua perasaan yang sangat menghantui saat itu adalah malu dan canggung. Dampak dari perasaan tersebut membuat saya sepertinya sulit berkomunikasi dengan teman-teman yang berasal dari berbagai SMP. Setelah pembagian kelas malu, canggung dan sulit berkomunikasi masih tetap melekat pada saya dan itu yang membuat saya merasa tertinggal soal pelajaran. Kesulitan beradaptasi ketika pertama kali menginjakkan kaki di SMA Negeri 2 adalah pengalaman yang sangat berharga bagi saya.  

Belajar diawal masa SMA memang beda dengan jenjang pendidikan sebelumnya,. Semakin tinggi tingkatan semakin sulit dan harus lebih mandiri. Ternyata diriku awal masuk SMA masih belum siap dan merasa kelelahan karena tugas yang semakin banyak. Tetapi saya berpikir bahwa menjalankan tuntutan ini tidak sendirian, teman-temanku juga merasakan hal yang sama. Jadi saya harus semangat. Bersama teman sekelas kami saling menyemangati dan saling membantu. Di kelasku terdapat aneka ragam agama. Saya beruntung masuk kelas yang memiliki anekaragam agama seperti; Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, dan Hindu. Sehingga dalam kelasku keyakinannya sangat beragam.

Kami saling menghormati dan menjaga hubungan baik antar agama di kelas. Karena saking baiknya terkadang kami ungkapkan dalam bentuk caandaan. Apabila candaan berlebihan terkadang saya merasa sakit hati. Jika merasa tersinggung dua sikap yang saya tunjukkan kepada teman-teman adalah menyimpan semua persoalan itu di dalam hati dan memberi teguran agar tidak mengulangi lagi hal yang membuatku sakit hati..

Saya beruntung memiliki guru agama yang bisa tiap hari bisa ditemui .Tidak semua sekolah di Negeri Mojokerto memiliki guru agama Katolik. Setiap pagi saat doa pagi bersama jam 06.30 dan saat pelajaran, Pak John guru agamaku selalu mengingatkan anak didiknya agar kita menjadi terang dan garam ditengah-tengah masyarakat terutama di lingkungan sekolah melalui kata-kata, sikap dan cara hidup yang baik. Kami selalu diberi motivasi seperti itu agar tidak menjadi anak yang minder dan pemalu, walaupun kita minoritas . Dengan Talenta yang diberikan Tuhan, kita bisa melakukan hal lebih dan luar biasa di sekolah. Bakat dan potensi apa yang kamu miliki harus dikembangkan. Itu adalah bukti bahwa kamu mencintai talenta dari Tuhan. Itu pesan beliau yang saya ingat. Selain itu kami juga diberi motivasi agar senantiasa menjadi pelayan seperti Yesus, selalu rendah hati dan sabar, serta jika diberi kepercayaan lakukanlah itu sebagai pemberian terbaik bagi sekolah tercinta.

Sejak SMP hingga di SMA saya memilih untuk mengikuti ekstrakurikuler paduan suara. Melalui paduan suara saya diberi ruang untuk mengembangkan bakat serta kemampuan dalam bidang tarik suara. Selama bergabung dalam kelompok paduan suara, saya mencoba membiasakan diri untuk jadi pelayan. Bentuk pelayanan yang dilakukan adalah membantu teman-teman dan adik kelas saya dalam bernyanyi. Ada pesan yang saya peroleh selama mengikuti paduan suara jika dihubungkan dengan perbedaan agama yang ada di sekolahku. Perbedaan suara dalam sebuah paduan suara sangat indah kalau semua jenis suara baik sopran, alot, teno, dan bas berbunyi. Demikian juga dengan perbedaan agama yang kami miliki. Sungguh menjadi kekuatan besar jika setiap perbedaan dilihat dari sisi positif untuk membangun kekuatan bersama untuk meningkatkan prestasi sekolah. Selain itu saya juga menjadi perangkat atau pengurus kelas. Bila berhadapan dengan tantangan dalam tugas pelayanan, saya senantiasa berpikir positif sehingga semuanya berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan harapan bersama.

Hingga saat ini saya memiliki kekuatan untuk mengatasi segala kekhawatiran dari Injil Matius 6:25-34.Tuhan Yesus berpesan kepada saya agar tidak perlu khawatir dengan apa yang sedang saya jalani saat ini. Kekhawatiran tidak akan menghasilkan apa-apa. Saya yakin pasti Tuhan selalu mendampingi hidupku. Meskipun Katolik itu kelompok minoritas di negeri ini terutama di sekolah tempat saya belajar mengais ilmu, saya tetap memiliki semangat untuk memberikan diri melalui potensi yang dimiliki untuk kemajuan SMA Negeri 2 tercinta. Semoga tenunan kisah saya ini bisa menginspirasi teman-teman yang seusia yang sedang menuntut ilmu di jenjang pendidikan yang sama. Jika ada goresan kalimat sebagai luapan hati ada yang kurang berkenan dihati, saya sampaikan maaf yang sebesar-besarnya. Tuhan memberkati.

Editor : John Lobo

 Mojokerto, 31 Oktober 2020

Patris di kelas bersama teman-temannya
Patris di kelas bersama teman-temannya
Patris ketika rekreasi di Bali bersama temannya
Patris ketika rekreasi di Bali bersama temannya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun