Mohon tunggu...
John Simon Wijaya F1
John Simon Wijaya F1 Mohon Tunggu... profesional -

Architect,Traveller,F1Writer // personal message: johnsimonwijaya at gmail dot com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Trik Hitam Merebut Pole F1 Monaco

25 Mei 2014   04:52 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:08 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_338176" align="aligncenter" width="600" caption="Joke : Niki Lauda and Rosberg after Monaco Qualification, sumber Formula1 dot com"][/caption]

Alternative tittle:

Trik Hitam Khas Kualifikasi F1 Monaco

Selamat datang di GP Monaco. Negara dengan desain bendera sama persis dengan Indonesia ini dikenal selama puluhan tahun sebagai kota dengan sirkuit jalan raya paling glamor sepanjang kalender F1. Dari tiket menyewa balkon apartemen sekeliling sirkuit yang sangat fantastis hingga pengalaman menonton langsung dari deck kapal yang diparkir begitu saja di dermaga. Sungguh sebuah pesta besar yang selalu ditunggu seluruh penggemar F1 seantero dunia.

Selain dikenal sebagai sirkuit dengan tiket masuk paling mahal. Monaco sendiri juga dikenal sebagai puncak ujian skill pembalap. Sirkuit dengan trek terpendek, tersempit, serta tikungan terlambat semuanya ada di sini. Di sirkuit ini sama sekali tidak ada run off area. Anda terlambat memutar kemudi beberapa sekian detik saja, ya sudah, pagar pembataslah jawabannya.

TRIK PEMBALAP SAAT KUALIFIKASI

Seperti yang biasa kita pahami bersama, di balapan GP Monaco akan sangat jarang terjadi kita temukan drama salip-menyalip. Space untuk menyalipnya ya hampir tidak ada lagi. Jadi satu-satunya peluang terbesar untuk merebut kemenangan akhirnya dari kualifikasi. Posisi pole start baru “memungkinkan” direbut jika sedikit dibantu dengan adanya drama safetycar atau startegi jumlah pit yang berbeda. Tanpa adanya drama balapan, praktis penonton di rumah hanya dihibur oleh suasana dan atmosfer pemandangan Kota Monte Carlo sepanjang balapan beserta kapal, hotel dan casino di sekeliling race treknya.

Karena situsi itulah, F1 Monaco sering dijadikan bahan “mainan” dan “trik hitam” pada detik-detik terakhir sebelum finish sesi qualifikasi. Biasanya “oknumnya” ya oleh pembalap yang sudah mencatat waktu tercepat duluan. Tentu masih segar dalam ingatan kita bersama di Tahun 2006 Schumacher pernah dengan sengaja “memarkirkan” mobilnya di tikungan terakhir saat sesi terakhir kualifikasi Monaco. Ya sama persis seperti halnya angkot yang tiba-tiba berhenti mengambil penumpang di gang sempit satu arah. Menyebabkan chaos, pembalap di belakangnya tidak sempat mencatatkan hot lap terbaiknya.

Nah, tahun ini Rosberg yang bikin ulah. (Agak) terlihat secara sengaja melebarkan mobilnya dan “parkir sembarangan” di detik-detik terakhir sebelum sesi Q3 berakhir. Efeknya membuat marshal mengibarkan bendera kuning,  Hamilton gagal mencatatkan waktu terbaiknya dan mungkin akan start dari posisi kedua.

Sampai detik tulisan ini dipublish, Steward – pengawas balapan (di dunia sepak bola dinamakan wasit) masih dalam proses sedang menginvestigasi “trik halus” yang dilakukan Rosberg di akhir kualifikasi tersebut. Jadi posisi kualifikasi di bawah ini ada kemungkinan masih akan berubah dan terupdate lagi pada beberapa jam ke depan. Jika pada akhirnya Steward memutuskan memberikan sanksi untuk Rosberg, besar kemungkinan pole akan diberikan kepada Hamilton.

1) Rosberg 2) Hamilton, 3)Ricciardio, 3)Vettel, 4)Alonso, 5)Kimi.

“SAYA HARUS MENANG”

Seperti slogannya calon presiden ya?

Bagi Rosberg sendiri, menang di Monaco adalah suatu keharusan. Ini sudah tahun 2014 di mana sudah lama kita memakai sistem poin 25-18-15-12-10-8-6-4-2-1. Berbeda halnya saat 2003 di mana Kimi hanya menang sekali sepanjang musim, tapi secara konsisten terus menerus juara 2. Dan Kimi saat itu ternyata mampu menempel ketat poin perolehan Schumacher hingga pengunjung musim. Kok bisa begitu? Karena sistem poin saat itu masih 10-8-6. Selisih juara satu dan juara dua hanya terpaut 2 poin. Membuat Kimi selalu relistis menjaga mobilnya tetap finish di podium 2, karena di musim itu mesin Mercedesnya mudah sekali meledak di tengah race.

Di sini jelas, tujuan Rosberg memarkirkan mobilnya di run off Q3 tikungan dan sesi terakhir ya ingin merebut kembali momentum juara yang telah tertinggal 4 poin dari Hamilton.

_____________________

Driver Standing,

Klasemen sementara poin Juara Dunia:

|1 Lewis Hamilton - Mercedes 100

|2 Nico Rosberg - Mercedes 97

|3 Fernando Alonso - Ferrari 49

|4 Sebastian Vettel - Red Bull 45

|5 Daniel Ricciardo - Red Bull 39

|6 Nico Hulkenberg - Force India 37

|7 Valtteri Bottas - Williams 34

|8 Jenson Button - McLaren 23

|9 Kevin Magnussen - McLaren 20

|10 Sergio Perez - Force India 20

_______

Kalender F1 2014

______________________

John Simon Wijaya © 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun