Dua tulisan jadi artikel utama dengan pembaca 6.400an, satu lainnya cuma artikel pilihan, dengan 6.300an pembaca.Â
Kalau pembacanya seribuan ada 7 artikel, jikalau pembacanya diatas seratus ada 33 dari 36 tulisan, saat tulisan ini disusun.
Caranya bagaimana? Sederhana filosofisnya tetapi kerja keras belajarnya.
1. Aspek filosofis.
"Jangan berusaha, kalau mau sukses."
"Yang terbaik bagi manusia adalah makan, minum dan bersenang-senang dalam jerih payahnya."
Itu semua kutipan-kutipan dari Mark Manson (Penulis buku best seller dunia), King Solomon (Raja dan Nabi Sulaiman), dan sebuah judul artikel Penulis.
Filosofinya, tulisan atau artikel yang kita kerjakan itu sifatnya karakter personal. Jadi kalau mau tulisan dibaca banyak orang, harus berasal dari pengalaman dan bakat pribadi. Saya gak bakat menulis puisi dan akibatnya yang baca cuma 50 orang. Carilah dan eksplorasilah bakat dan pengalamanmu, lalu berkembang dari situ. Jadilah diri sendiri.
Kedua, menulis itu menikmati proses, jangan bekerja seperti mesin atau robot, jadilah manusia. Kalau topiknya bukan keahlian, santai aja menulisnya, gak usah ngoyo. Manusiawi saja menulisnya, karena toh gak dibayar seperti wartawan resmi.
Ketiga, kalau punya waktu luang, silakan "ngintip" berita apa yang lagi tren, lalu sesuaikan dengan keahlian/pengalaman pribadi, dan ditulis seketika itu juga. Istilahnya "timing & talent meet-up".
2. Aspek teknis penulisan.
Bagian ini yang teman-teman harus bekerja keras. Ini hukum klasik. Semua jenis pekerjaan demikian adanya, perlu sisi kerja keras.