Sejak kembali lagi aktif menulis di Kompasiana Mei 2020 (setelah 9 tahun vakum), sampai hari ini Penulis gak pernah bisa menikmati membaca dan menulis Puisi. Menurut Penulis, aspek rasionalitas, aspek informasi dan aspek analisis dari puisi-puisi gak bisa dinikmati. Sepertinya aspek-aspek itu memang tidak ada.
Setelah baca artikel di koran Kompas Minggu 27 Juni 2021, halaman 11, maka diperolehlah pelajaran vital dari Presiden Penyair. Beliau adalah Sutardji Calzoum Bachri, yang pada 23 Juni 2021 berulang tahun ke 80.
Menurut Beliau, puisi itu meninggikan rasa. Puisi semestinya membuat setiap orang merayakan MAKNA kehidupan dengan kegembiraan.
Makanya setelah baca artikel itu, hadirlah puisi yang bisa kunikmati (semoga bisa dinikmati para pembaca) : Kembang Sepatu Kuning. Tetiba ada puluhan puisi menyeruak di dalam benak.Â
Ternyata puisi itu lebih menekankan aspek irrasional , aspek rasa, aspek emosi dan kegenitan.
Terima kasih Kompas, Presiden Penyair, dan Kompasiana (banyak penyair-penyair jago yang masih muda).
Banten. Malam bergerimis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H