Nilai ekspor udang tahun 2018 adalah yang terbesar, sekitar 46,9% dari total ekspor produk perikanan. Nomer tiga adalah Cumi-Sotong-Gurita sebesar 13,7%, diikuti Kepiting-Rajungan 13%, lalu rumput laut 7,8%, Cakalang-Tongkol 2,6%. Dengan total nilai ekspor sebesar $3,12 miliar (sekitar Rp. 46,2 triliun).
Membandingkan nilai ekspor perikanan tahun 2018 dengan nilai ekspor benih lobster (2020) yang hanya bernilai Rp. 33,75 miliar (cuma sekitar kurang dari 0,1%), sungguh membuat mata terbelalak. Penulis juga terkaget-kaget saat menyusun tulisan ini. Bagai langit dan dasar samudera.
Pembaca yang terhormat, pemerintah, partai politik, politisi, pebisnis dan masyarakat sekalian, semoga bisa lebih luas memahami dunia bisnis perikanan dan kelautan, setelah membaca kisah, data, dan informasi-informasi diatas.
Oleh karena itu, sangatlah bijak jika energi difokuskan pada rantai-rantai bisnis perikanan yang sudah mapan dan kuat pijakannya. Inovasi boleh, tapi jangan dengungnya saja yang besar, tapi upayanya kecil.
Motivasi
Masih sangat banyak peluang dan kesempatan menjadi makmur melalui sektor perikanan, baik secara personal maupun kolektif. Karena, rantai nilai ekonomi perikanan begitu lebar dan luas. Silakan berkreasi, menyusun strategi, dan menikmati berkat-berkat di Benua Maritim.
Tanah Banten, 2020.
HC van JB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H