Seorang bocah berumur lebih kurang 6 tahun datang bermain di pastoran, yang bersebelahan dengan rumah bocah tersebut. Ketika sedang bemain-main, ia memperhatikan ayam-ayam peliharaan Pastor yang sedang makan dan minum, kebetulan Pastor mempunyai hobby memelihara jenis unggas tersebut.
Bocah itu melihat, setiap kali ayam selesai makan dan pada saat minum air selalu menengadahkan kepalanya ke atas.
Setelah bermain-main, bocah tersebut mencari Pastor di dalam Pastoran.
Setelah bertemu Pastor, sang Bocah  bertanya : Pastor, "Mengapa setiap kali ayam peliharaan Pastor selesai makan dan pada saat minum air selalu menengadahkan kepalanya ke atas?".
Mendengar pertanyaan bocah tersebut, sang Pastor terdiam beberapa saat, lalu menjawab pertanyaan bocah tersebut.
Kata sang Pastor, "ketika ayam selesai makan dan pada saat minum air selalu menengadahkan kepala ke atas, itu pertanda bahwa ayam tersebut sedang mengucap syukur kepada Pencipta-nya sambil berkata "terima kasih Tuhan atas segala rezeki yang telah kami peroleh pada hari ini".
Jawaban Pastor membuat anak tersebut menganggukkan kepalanya tanda ia telah mengerti akan jawaban sang Pastor.
Bila ayam saja bisa bersyukur dan berterima kasih, mengapa kita tidak bisa bersyukur dan berterima kasih?
Seperti sang Guru Agung menyembuhkan sepuluh orang kusta, hanya satu yang datang berterima kasih kepada sang Guru Agung.
Apakah kita termasuk dalam kelompok Sembilan tersebut?, atau kita adalah satu orang yang kembali berterima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H