Mohon tunggu...
Johara Masruroh
Johara Masruroh Mohon Tunggu... Guru - Teacher and mother of two kids

Reading and writing are my remedy.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gadis Berkerudung Biru

14 Agustus 2021   15:14 Diperbarui: 14 Agustus 2021   16:05 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Aku masih merenungi nasib yang tidak memihak kepadaku. Berteman secangkir kopi pahit, tanpa kusadari pipiku basah. Aku sangat larut dalam sedih sampai terkejut saat ponselku berdering.

Penuh kesakitan aku menata batinku untuk mengangkatnya. Itu panggilan dari  Sahira. Apa maunya dia  menghubungiku setelah mematahkan hatiku? Ponsel kuangkat dengan lunglai, tapi kemudian aku terperanjat karena mendengar suara tangisnya. Tidak, lebih tepatnya dia seperti menjerit, jerit orang yang sedang sangat sakit. Aku bingung bukan main.

            " Sahira, hallo ... , apa yang terjadi? Kamu tidak apa-apa kan ?"

            " Mas Fadil..... Mas Fadil...... kecelakaan." Suara itu tak terlalu jelas oleh isak tangisnya, tapi aku masih bisa mendengar. Tanpa pikir panjang dan setengah berlari aku menuju parkiran resto, menancap gas mobil dan melaju ke rumah sakit.

Saat sampai di rumah sakit, kudapati Sahira hampir tak sadar. Sebelum tubuhnya benar-benar ambruk dia sempat menatapku dan bibirnya terlihat kesulitan memberitahuku sesuatu.

"Dia meninggal," ucapnya letih.

            Tubuhku sungguh lemas tak percaya. Berkali kali kusebut nama Tuhan. Aku seakan gila melihat tubuh Sahira diangkat oleh beberapa perawat yang memberinya pertolongan.

Lima belas menit kemudian Sahira sadar. Matanya berkeliling mencari seseorang kembali jatuh pingsan. Kusingkirkan tubuhku dari kerumunan keluarganya yang tengah menunggu. Dadaku sesak, tak sanggup melihat Sahira begitu menderita. Buliran bening di mataku terus menetes dengan sendirinya. Yang kutahu aku tak pernah sesakit ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun