Mohon tunggu...
Fiksiana

Kebahagian, Lukisan Kesemuan Hidup

8 April 2016   22:27 Diperbarui: 8 April 2016   22:33 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

 Oleh : Johan Maheswara

Ketika seseorang ditanya “apa yang engkau cari dari hal ini?” maka sebagian orang akan berpendapat bahwa yang mereka cari adalah kebahagiaan. Namun apakah maksud kebahagian itu? mengapa banyak sekali orang yang mencarinya. Benarkah keberadaan kebahagian dapat membuat hidup seseorang menjadi lebih baik? Atau justru dengan mencari kebahagian seseorang akan jatuh terperosok kedalam jurang kehidupan.

Melihat dari pada kata kebahagian yang berasal dari kata “bahagia” menurut kamus besar bahasa indonnesia (KBBI) mengandung arti ialah suatu keadaan atau perasaan senang dan tentram (bebas dari segala yang menyusahkan). Sebenarnya sudah jelas disini bahwa bahagia sebenarnya dapat diraih oleh setiap orang, asalkan mereka memiliki perasaan yang tentram.

Lantas, mengapa masih banyak orang diluar sana yang beranggapan bahwa mendapatkan suatu predikat baik dalam hal pekerjaan maupun pendidikan dapat mendatangkan kebahagian? Jika kita telisik lagi lebih dalam makna kata bahagia ialah perasaan yang menentramkan dan jika dikorelasikan dengan kehidupan nyata kita, maka dapat kita simpulkan secara kasar bahwa pekerjaan ataupun pendidikan yang baik belum tentu mendatangkan kebahagian.

Alasan mengapa banyak orang berlomba – lomba untuk mendapatkan suatu pekerjaan yang layak serta pendidikan yang mumpuni  adalah untuk mencapai kebahagian. Dari situ timbul pertanyaan baru. Apakah hanya dengan mendapatkan pekerjaan yang baik serta pendidikan yang baik pula seseorang akan mendapatkan kebahagian? Lalu bagaimana nasib orang yang tidak memiliki pekerjaan? Atau yang tidak berpendidikan? Apakah ia tidak pantas untuk bahagia?

Kembali kepada makna bahagia itu sendiri bahwa perasaan yang tentram tidak selalu berhubungan dengan konteks kehidupan dalam hal ini ialah kebutuhan biologis. Jika kita melihat sedikit lagi melalui sudut pandang yang lain maka akan kita temukan bahwa kebahagian tidaklah melulu soal kehidupan. Ada begitu banyak yang dapat membuat seseorang merasa bahagia.

Misalnya, ketika ia berhasil mengerjakan sesuatu yang sedang ia kerjakan maka ia akan bahagia. Atau seseorang yang baru saja menolong orang lain yang sedang kesulitan. Atau berhasil memikirkan atau menemukan jalan keluar dari suatu permasalahan. Atau yang lebih sederhana lagi ialah berada disekitar orang – orang yang kita sayangi akan membuat kita merasa bahagia. Begitu banyak hal – hal yang tidak hanya terpaku pada pendidikan dan pekerjaan untuk mendatangkan kebahagian.

Lalu permasalahannya terletak dimana sebenarnya arti kebahagian? Apakah hanya sebuah ilusi yang diciptakan oleh Tuhan untuk membuat kita mahluknya merasa damai, dan tentram. Tentu tidak. kebahagian yang walaupun secara definitive ialah perasaan yang tentram namun dalam pengaplikasiannya sangat jauh berbeda. Terdapat perbedaan yang sangat jelas antara kebahagiaan terkait pekerjaan dan pendidikan dengan kebahagian yang sudah saya contohkan diatas.

Bahagia sebenarnya memiliki beberapa level tingkatan yang berbeda – beda. Dimulai dari tingkatan yang paling bawah sampai yang paling atas. Dimulai dari yang paling sederahana sampai ke yang paling istimewa. Bahagia secara sederhana seperti ketika kita berkumpul dengan orang – orang yang kita sayangi, bercanda dan tertawa bersama. Itu merupakan kebahagiaan yang paling sederhana. Setiap orang dapat melakukan kebahagian tersebut.

Namun apakah cukup hanya dengan kebahagiaan tersebut? Secara hakikat bahwa manusia memiliki sifat yang tak pernah puas. Tentu saja jika hanya kebahagian yang seperti itu tidak akan membuat mereka sadar akan arti kebahagiaan. Manusia cenderung untuk terus mencari hal – hal yang lebih dan lebih lagi hanya untuk sedekar memuaskan hasrat mereka.

Terlepas daripada hasrat manusia yang tak pernah puas, kebahagiaan yang sederhana seperti itu tidaklah cukup untuk menjadikan ia mengerti akan arti kebahagian. Perlu adanya sesuatu yang lebih besar lagi untuk menyadarkan bahwa ini merupakan kebahagiaan yang dimaksud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun