Mohon tunggu...
Johan Wahyudi Lukas
Johan Wahyudi Lukas Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi Membaca Buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan yang Holistik

15 Desember 2022   22:21 Diperbarui: 15 Desember 2022   22:26 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Umumnya, kita memahami tentang kata, "jikalau perut kosong, maka otak tidak bisa jalan." Misalnya, saya sendiri menyadari bahwa saat saya mengikuti perkuliahan pagi hari. Kemudian, pada saat itu saya belum makan pagi. Otak saya terasa susah sekali berpikirnya. Dalam pengertian, kosentrasi dan fokus saya bergeser pada perut saya yang nyeri dan kosong. Jikalau saya melihat kembali pada realitas yang ada. Dalam hal ini, observasi pada diri saya sendiri. Hal tersebut nampaknya benar juga. Namun, saya juga mencoba memperhatikan siswa-siswi yang saya ajar. Pada saat mereka kurang tidur. Di dalam kelas, mereka ngantuk. Kosentrasi dan fokus mereka kurang. Mata mereka berwarna merah dan raut wajah mereka seperti orang yang butuh bantal dan guling untuk tidur sejenak.

Apabila dilihat dari sudut pandang Hirarki Kebutuhan dari Abraham Maslow. Dapat disimpulkan bahwa, kebutuhan fisik adalah kebutuhan yang paling dasar. Apabila kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi, maka akan mengalami kesulitan untuk memenuhi atau mencapai level berikutnya. Seseorang membutuhkan makanan dan minuman. Atau, bahasa yang lebih umum, dalam pelajaran ilmu pengetahuan sosial, manusia itu membutuhkan sandang, pangan, dan papan. Dalam kaitan hal tersebut, kebutuhan fisik adalah kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi terlebih dahulu. Kemudian, apabila dikaitkan dengan pendidikan, kebutuhan dasar seseorang perlu dipenuhi terlebih dahulu, supaya seseorang dapat naik ke tingkat berikutnya. Misalnya, tingkatan physical needs, security needs, love and belongingness, dan self-esteem. Setelah tingkatan tersebut terpenuhi. Seseorang akan dapat mengembangkan intelektualnya, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, diperlukan pendidikan yang menekankan pendidikan holistik. Pendidikan yang tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi juga aspek fisik dan mental. Jadi, seorang pendidik menilai siswa bukan hanya pada aspek kognitif-nya saja, tetapi pada keseluruhan keberadaan diri dari siswa. Misalnya, ketika seorang siswa mendapatkan nilai dibawah rata-rata. Seorang pendidik tidak boleh langsung menghakimi dan memarahi. Lalu, memberikan hukuman serta melabel anak tersebut adalah anak bodoh. Barangkali pada saat siswa mengikuti ujian. Siswa sedang mengalami kondisi yang tidak baik secara psikologis. Misalnya, seorang wanita yang sedang menstruasi. Secara fisik, dalam kondisi tidak baik. Lalu, hal tersebut mempengaruhi mood-nya. Hingga saat ujian, dia tidak dapat konsetrasi dan fokus dengan baik, karena kondisi fisik dan psikologisnya lagi tidak baik. Oleh sebab itu, dalam tulisan singkat ini, saya memberikan usulan, bahwa seharusnya satuan pendidikan harus memikirkan berkaitan dengan penilaian yang holistik, serta memfokuskan pada proses, bukan hanya pada satu kali pengambilan nilai. Lalu, melabelkan atau menilai siswa, sebab hal tersebut kurang objektif.

Jadi, pendidikan holistik itu sangatlah penting. Pendidikan yang menekankan pada aspek fisik, kognitif, mental, dan lain-lain. Jikalau fisik seseorang terpenuhi, maka seseorang dapat belajar dengan maksimal. Oleh sebab itu, penerapan yang konkret dalam kehidupan sehari-hari untuk para siswa. Sebaiknya kalian makan pagi dulu sebelum mengikuti proses belajar mengajar, supaya kalian dapat berkosentrasi dan fokus dalam menyerap ilmu yang kalian pelajari di kelas masing-masing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun