Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru Agama Katolik

Saya mempunyai hobi yang salah satunya terkait dengan agama dan kegiatan keagamaan. Hobi saya membaca bukui, berdoa, mengikuti misa, mengajar agama kepada murid-murid saya, dan berpartisipasi dalam aktivitas keagamaan lainnya dalam kelompok komunitas KKGA PAKat Kabupaten Melawi, Saya juga sebagai ketua Komunitasnya. Saya seorang guru agama Katolik yang menurut saya, saya memiliki kepribadian yang sabar, peduli dengan sesama. Dan selalu bertekun serta bertanggung jawab dalam segala perkara atau tugas yang dilaksanakan. Saya mengajar Mata Pelajaran Agama Katolik di SDN 06 Emang Bemban Kecamatan Pinoh Selatan, Kab. Melawi, Provinsi Kalimantan Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guru Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

11 Juni 2024   00:29 Diperbarui: 11 Juni 2024   00:30 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

GURU PAHLAWAN TANPA TANDA JASA

Oleh: Johan Wahyudi, S. Pd

Sobat semuanya, perkenalkan saya Johan Wahyudi, S.Pd. Saya guru agama Katolik di SDN 6 Emang Bemban, Dsn. Melaban Cukuh, Desa Manggla, Kec. Pinoh Selatan, Kab. Melawi, Provinsi Kalimantan Barat.

Dalam dunia pendidikan, pengorbanan para guru merupakan hal yang mulia dan tak ternilai harganya. sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, guru memiliki pengorbanan yang luar biasa dalam mendidik dan membimbing para peserta didik. Guru tidak akan pernah merasa lelah untuk mengajar muridnya, mereka menjalankan tugasnya dengan tulus, ikhlas, dan hati gembira. Seorang guru akan bahagia saat mengetahui anak didiknya menjadi pintar baik dari sisi akademis maupun budi pekerti. Pengorbanan guru sangat berharga karena telah mendidik dan mengajarkan banyak hal bagi setiap peserta didiknya. Guru juga merupakan orang tua bagi para murid selama di sekolah, mengajarkan berbagai hal tanpa pamrih sedikit pun. Guru memiliki peran penting dalam kehidupan setiap individunya. Julukan  " Pahlawan Tanpa Tanda Jasa " disematkan untuk menggambarkan bahwa guru merupakan orang yang berjasa untuk negara, meskipun mereka tidak mendapatkan penghargaan sepadan. Sebagai seorang guru, saya percaya bahwa tugas utama kami bukan hanya mengajar, tetapi juga membentuk karakter dan membimbing generasi penerus bangsa.

Pernah suatu ketika saya dihadapkan pada tantangan yang cukup besar di ruang kelas. Salah satu peserta didik saya mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran dan perilakunya yang kurang teratur mengganggu proses belajar mengajar. Saya merasa tertantang untuk mencari solusi yang tepat agar peserta didik tersebut dapat belajar dengan baik tanpa mengganggu peserta didik lain.

Pengalaman saat menghadapi suatu tantangan atau persoalan di ruang kelas merupakan bagian tak terpisahkan dari perjalanan seorang guru, terutama yang saya alami sendiri. Tantangan tersebut dapat berupa berbagai hal, mulai dari kesulitan dalam mengajar, mengelola kelas, hingga menangani permasalahan peserta didik. Guru SDN 6 Emang Bemban, seperti banyak guru lainnya, mungkin telah menghadapi berbagai tantangan yang membutuhkan ketekunan, kesabaran, dan kreativitas dalam menemukan solusinya. Pengalaman ini juga menjadi bagian dari proses pembelajaran dan pertumbuhan sebagai seorang guru.

Dalam menghadapi tantangan di ruang kelas, penting untuk mencari solusi yang terbaik untuk kepentingan peserta didik dan proses pembelajaran. Hal ini membutuhkan kesabaran, kebijaksanaan, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi yang beragam. Pengalaman ini juga menjadi pelajaran berharga yang dapat memperkaya pengetahuan dan keterampilan seorang guru dalam membimbing dan mendidik generasi penerus bangsa.

Untuk menyelesaikan persoalan tersebut, saya melakukan pendekatan secara individual dengan peserta didik tersebut. Saya berusaha memahami akar permasalahan yang dialaminya dan memberikan dukungan serta bimbingan ekstra untuk membantunya memahami pelajaran. Selain itu, saya juga berkoordinasi dengan orang tua peserta didik untuk memberikan perhatian lebih terhadap perkembangan anaknya di sekolah.

Prinsip yang saya pegang setiap kali menghadapi persoalan di ruang kelas adalah tetap tenang dan sabar. Saya percaya bahwa dengan ketenangan dan kesabaran, saya dapat menemukan solusi yang terbaik dan tepat tanpa harus terburu-buru dalam mengambil suatu keputusan.

Dan selanjutnya saya kerap kali menyelesaikan persoalan di ruang kelas dengan beberapa prinsip-prinsip yang saya pegang seperti dibawah ini:

Memahami persoalan dengan baik; Saya sebelum mencari solusi, penting untuk memahami secara menyeluruh apa yang diminta dalam persoalan itu. Mengidentifikasi informasi yang diberikan dan apa yang perlu dipecahkan didalamnya.

Menggunakan strategi yang tepat; Pertimbangkan berbagai strategi atau pendekatan yang bisa digunakan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Pilih strategi yang paling sesuai dengan jenis persoalan yang sedang dihadapi .

Selalu berpikir kritis; Melatih kemampuan berpikir kritis dengan mengevaluasi setiap langkah yang diambil dalam menyelesaikan suatu persoalan . Meninjau kembali asumsi yang digunakan dan pertimbangkan alternatif solusi jika dibutuhkan.

Kemudian melakukan kerja sama dan diskusi; Yang memanfaatkan kolaborasi dengan teman sejawat atau guru dalam menyelesaikan persoalan itu . Mendiskusikan ide-ide dan pendekatan yang berbeda untuk memperluas pemahaman dan mencapai solusi yang lebih baikn untuk kedepannya.

Yang terakhir, mengevaluasi dan refleksi; Tindakkan ini ialah setelah menyelesaikan persoalan, melakukan evaluasi terhadap solusi yang ditemukan itu . Meninjau kembali langkah-langkah yang diambil dan identifikasi pelajaran yang bisa dipetik untuk meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah di masa yang akan datang .

Kemudian sebagai seorang guru, komitmen saya adalah memberikan yang terbaik bagi bangsa ini melalui profesi saya sebagai guru. Saya akan terus berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat, serta membimbing peserta didik untuk menjadi individu yang berkualitas dan berintegritas yang tinggi dan berpengalaman.

Pesan sedikit untuk rekan-rekan guru di luar sana, saya ingin mengatakan bahwa peran kita sebagai guru sangatlah penting . Saya mengajak,  mari kita terus berjuang dan memberikan yang terbaik bagi anak-anak bangsa, karena merekalah harapan dan masa depan Indonesia, dan calon-calon penerus bangsa ini.

Semoga tulisan ini dapat menginspirasi dan memotivasi para guru untuk terus berkarya dan berdedikasi dalam melahirkan generasi yang unggul dan berakhlak mulia. Terima kasih. Merdeka !

Profil singkat Penulis :

Saya Johan Wahyudi, S. Pd, guru agama katolik di SDN 6 Emang Bemban, saya berasal dari Kalimantan Barat, lebih tepatnya saya berasal dari sebuah dusun kecil bernama Dsn. Bemban Pengersit. Ds. Bayur Raya, Kec. Pinoh Selatan, Kab. Melawi. Saya lahir di Dsn. Bemban Pengersit, dari pasangan Matias Matah (Alm) Ayah dan Ibu Noyah (Alm) tepatnya pada 10 november 1985, kurang lebih 39 tahun yang lalu. Sekarang saya bertugas di SDN 6 Emang Bemban Desa Manggala, Kec. Pinoh Selatan, Kab. Melawi. SDN Emang Bemban yang saya ketahui semenjak saya pertama kali bertugas disitu tahun 2010, saya mengetahui tahun ijin operasionalnya ialah tanggal 04 January 1916, dengan nomor 420/06/DISDIK A.2. Hingga saat ini sudah terakreditasi B pada tahun 2019. Dan kebetulan semenjak tahun 2020-2024 saya menerima tugas tambahan sebagai operator sekolah di SDN 6 Emang Bemban. Dengan alamat Email sekolah sdn06ebemban@yahoo.com, untuk mengetahui lebih dalam tentang SDN 6 Emang Bemban.

Saya berharap data singkat ini membantu tentang data saya sebagai penulis dengan judul : "Guru Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" semoga menjadi inspirasi untuk semuanya.

"Guru adalah pion kemajuan suatu bangsa"

                                                                                                                       

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                         Penulis

                                                                                                              By. Johan Wahyudi, S. Pd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun