Mohon tunggu...
Johansyah Syafri
Johansyah Syafri Mohon Tunggu... Editor - Pelayan Publik

Kata Imam Syafi'i, "Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Masjid Kuning Senggoro, Masjid Pertama dan Tertua di Bengkalis

10 Februari 2023   16:19 Diperbarui: 11 Februari 2023   16:30 1448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid kuning tahun 1950an (Dokumentasi Masjid Kuning)

Hari ini, 10 Februari 2023. Bersama anak bujang, Muhammad Rafif Albar, kami menunaikan fardu ain salat Jumat di Masjid Kuning.

Bertindak sebagai khatib sekaligus imam pada salat yang dimulai pukul 12.27 WIB tersebut, Iskandar Zulkarnain, S.Hi.. Sedangkan bilal Hendrik.

"Kunci keberuntungan adalah meraih keberkahan hidup". Itulah tajuk yang disampaikan Zulkarnain dalam khotbahnya sekitar 15 menit.

Sebagaimana tertera di papan informasi digital, jumlah donasi jemaah hingga usai salat Jumat tadi, Rp6.467.000,00.-.

Masjid Kuning adalah salah satu masjid yang ada di ibu kota Kab. Bengkalis.

Masjid yang seluruh dinding luar dan bagian dalam juga didominasi warna kuning ini berlokasi di Jalan Panglima Minal, Desa Senggoro, Kec. Bengkalis.

Dari pelabuhan penyeberangan Sungai Pagar, Desa Air Putih menuju pusat kota Bengkalis, waktu tempuhnya 2-3 menit.

Mengutip laman Masjid Kuning, masjid tersebut merupakan masjid bersejarah dan tertua di kabupaten berjuluk Negeri Junjungan ini.

Masjid ini dibangun oleh Panglima Minal tahun 1817 atau 206 tahun lampau.

Tahun pembangunan itu dijadikan alamat surat elektronik (e-mail) masjid ini: masjidkuning1817@gmail.com.

Masjid kuning tahun 1950an (Dokumentasi Masjid Kuning)
Masjid kuning tahun 1950an (Dokumentasi Masjid Kuning)

Siapa sebenarnya dan dari mana Panglima Minal?

Panglima minal berasal dari Batu Sangkar, Sumatera Barat. Gombak Bauk, demikian nama asli.

Beliau merantau ke Bengkalis ketika wilayah ini masih dikuasai lanun. Pemimpin bajak laut ini bernama Megat yang mempunyai ilmu kebal. Tak mempan senjata.

Bersama para perompak yang menjadi anak buahnya, Megak sering merompak kapal-kapal yang berlayar di perairan Tanjung Jati dan Selat Bengkalis. Ulah Megat ini tentu sangat meresahkan masyarakat.

Untuk menumpas Megak beserta pengikutnya, raja Siak mengeluarkan sayembara. Isinya, barang siapa yang mampu membasmi mereka akan diangkat menjadi panglima kerajaan.

Sebenarnya, sudah banyak para panglima kerajaan Siak yang coba membasmi para lanun tersebut.

Sayangnya, tapi tak satu pun dari mereka yang dapat mengalahkan Megat. Sebaliknya, malah mereka sendiri yang menjadi korban. Tewas di tangan Megat dan kawan-kawan.

Gombak Bauk yang juga mendengar sayembara raja Siak, secara diam-diam menggunakan perahu ke daerah Tanjung Jati. Tanjung Jati merupakan perairan yang terletak di ujung Pulau Bengkalis (arah barat).

Di Tanjung Jati, Gombak Bauk bertemu dengan para perompak tersebut. Ia langsung naik ke atas kapal mereka.

Gombak Bauk menantang Megat dan anak buahnya untuk beradu kekuatan. Bersabung kesaktian.

Singkat cerita, Megat dan anak buahnya tak bisa menandingi Gombak Bauk. Mereka angkat tangan, mengaku kalah dan menyerah.

Setelah itu, para bajak laut yang berhasil ditaklukkan Gombak Bauk, mereka ditawan. Kemudian, dibawa ke hadapan raja Siak.

Sesuai janjinya dalam sayembara, raja Siak membuat perhelatan untuk melantik Gombak Bauk menjadi panglima kerajaan.

Dalam acara tersebut, Gombak Bauk diberi gelar Panglima Minal.

Setelah mendapat gelar, Panglima Minal bersama istrinya bermastautin di Bengkalis dan mendirikan masjid pertama di ibu kota Kab. Bengkalis.

Mengapa masjid tersebut dinamakan Masjid Kuning?

Menurut cerita warga setempat (berdasarkan cerita dari mulut ke mulut), saat didirikan Panglima Minal, awalnya masjid tersebut tak bernama.

Pastinya, ketika awal mula dibangun, terbuat dari kayu. Belum seperti sekarang.

Setelah pembangunannya tuntas, di sekitar masjid banyak tumbuh bunga kenanga, baik yang berwarna putih maupun yang bercorak rupa kuning.

Konon bunga kenanga tersebut ditanam Panglima Minal dan istrinya.

Untuk memberikan nama masjid tersebut, Panglima Minal berkata, "Bunga kenanga yang pertama kali berbunga akan dijadikan nama masjid ini."

Ternyata bunga kenanga yang warnanya kuning yang terlebih dahulu berbunga.

Tersebab itu Panglima Minal memberikan nama masjid dengan 4 tiang penyangga bersegi 8 di bagian tengah yang dihiasi kaligrafi dengan sebutan Masjid Kuning.

Tempat Wisata Religi

Kini masjid yang memiliki 3 pintu (samping kiri-kanan dan belakang, 20 daun jendela (masing-masing 8 di kiri-kanan 4 di belakang), tentu tak sama lagi bentuknya dengan awal pembangunannya pada 206 tahun silam.

Masjid Kuning sekarang memang tak lagi seperti aslinya. Sudah beberapa kali mengalami renovasi.

Bahkan saat jaman penjajahan Belanda, masjid ini disebutkan juga pernah direnovasi.

Pembaharuan teranyar yang dilakukan pengurusnya dengan membangun menara masjid setinggi kurang lebih 15 meter. Menara yang membuat Masjid Kuning semakin cantik bila dilihat dari kejauhan.

Menelusuri sejarah panjang Masjid Kuning, masjid ini sangat berpotensi dijadikan sebagai salah destinasi wisata religi bagi wisatawan atau siapa pun yang berkunjung ke Pulau Bengkalis.

Apalagi jika pengurus bersama pihak terkait yang berwenang dapat menyiapkan berbagai informasi perkembangan masjid ini secara terperinci kepada pengunjung yang datang.

Satu hal yang pasti, menunaikan ibadah salat di masjid dengan plafon kayu berwarna coklat dan tempat sujud kelir hijau tua, terasa teduh.

Sebanyak 10 unit pendingin ruangan dan 15 kipas angin sudah dipasang pengurus guna menambah kenyamanan bagi siapa pun yang menunaikan salat di Masjid Kuning.

Karenanya, untuk yang pertama kali ke Pulau Bengkalis dan belum sempat menunaikan salat fardu zuhur atau asar di perjalanan, maka setibanya di ibu kota Kab. Bengkalis ini, menjadikan Masjid Kuning tempat menunaikannya merupakan salah satu alternatif pilihan yang tepat.

Lokasinya sudah dituliskan di atas. Cuma ada satu masjid berwarna kuning di Jalan Panglima Minal. Tak ada yang lainnya. *****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun