Meskipun Rasulullah saw., mengatakan 'tangan di atas' lebih baik dari tangan di bawah', itu bukan bermakna 'tangan di bawah' dihinakan. Sama sekali tidak.
Kalau ada yang berkesimpulan demikian, itu berarti pengetahuannya tentang 'tangan di atas dan tangan di bawah', masih sebatas 'kail panjang sejengkal, tapi laut hendak diduga'.
Pasalnya, 'tangan di bawah' juga bisa menjadi lebih baik dari 'tangan di atas'.
Kapan , 'tangan di bawah' menjadi lebih baik dari 'tangan di atas'?
Yakni, ketika 'tangan di atas' tidak ikhlas, sementara yang 'tangan di bawah' pandai mensyukuri bantuan yang diterimanya.
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'."
Begitulah firman Allah Swt. dalam surah Ibrahim (17) ayat 7 kepada hamba-Nya.
Ini menunjukkan bahwa betapa Allah Swt., menyayangi hamba-Nya yang pandai mensyukuri nikmat dan ancaman kepada hamba-Nya yang kufur akan nikmat-Nya.
Supaya beroleh berkah keduanya, tanpa pamrih ketika memberi, berterima kasih saat menerima. *****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H