Ketika ditemukan Pasukan Belanda, Rajimun tengah bersembunyi di bawah jembatan tersebut sambil memegang senapan atau bedil.
Di tempat tersebut Rajimun gugur ditembaki Belanda sebagai salah seorang kusuma bangsa. Sebagai seorang pahlawan dari Desa Pasiran, Kecamatan Bantan.
Akankah namanya sebatas dijadikan sebagai nama jalan untuk mengenang jasanya dan tempat ia gugur dalam (ikut) mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945? Jawanya, bisa jadi.
Akankah plang nama Jalan Rajimun menuju PMNH di Desa Pasiran tersebut dibiarkan "berubah" arah dan tetap menempel di bibir parit beton untuk selamanya sampai tumbang tertiup angin? Sahut atau balasnya, juga bisa jadi.
Namun, jika kepala dan/atau perangkat Desa Pasiran dan/atau Pimpinan PMNH tahu hal itu, yakinlah, dalam waktu dekat plang nama Jalan Rajimun itu akan kembali berdiri kokoh di tempat semula jadi. Tak perlu menunggu lama hingga Hari Pahlawan, 10 November 2023.
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya," begitu kata presiden pertama Indonesia, Soekarno (1901-1970) dalam pidatonya pada peringatan Hari Pahlawan, 10 November 1961. *****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H