Mohon tunggu...
Johansyah Syafri
Johansyah Syafri Mohon Tunggu... Editor - Pelayan Publik

Kata Imam Syafi'i, "Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya."

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

De Javasche Bank, Bank Pertama di Pulau Bengkalis

3 Februari 2023   04:43 Diperbarui: 3 Februari 2023   04:58 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pegawai De Javashe Bank Agentschap Bengkalis (Dokumentasi Datuk Seri H. Zainuddin Yusuf)

Seumpamanya ditanya. Di mana alamat kantor BRK Syariah, BNI 46, BRI, BCA, Bank Mega, BSI, Panin Bank, dan/atau Bank Mandiri? Warga Pulau Bengkalis, termasuk yang bermastautin di ceruk kampung, pasti tahu.

Tapi kalau diminta keterangan bank apa pertama kali beroperasi di pulau yang berbatasan dengan Selat Malaka di bagian timur, utara dan barat ini? Mungkin banyak yang menggelengkan kepala. Tak kenal akan. Tidak tahu sama sekali.

Lebih-lebih bila pertanyaan itu dilontarkan pada generasi milineal. Generasi yang lahir antara tahun 1980-an hingga 2000-an.

Pertengahan 1906, Gerard Vissering melakukan kunjungan ke Bengkalis dan daerah lain di pantai timur Sumatera.

Lawatan itu dilakukannya di awal kepemimpinannya sebagai Presiden De Javasche Bank (DJB). Gerard Vissering adalah presiden DJB (1906 hingga 1912), dan De Nederlandsche Bank (1912 sampai 1931).

DJB berdiri pada 24 Januari 1828 atas perintah Raja Williem I. Bank dari Jawa ini merupakan bank yang pernah mendunia.

Meskipun bank ini didirikan Pemerintah Belanda, namun hampir semua asetnya adalah harta-harta yang dikeruk dari bumi Indonesia.

Tujuan bank ini didirikan untuk membantu permasalahan keuangan dan perekonomian kolonial Hindia Belanda yang memburuk sesudah bangkrutnya VOC.

VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) yang lebih dikenal sebagai Kompeni Belanda adalah persekutuan dagang Belanda untuk memonopoli perdagangan di Asia, salah satunya di Indonesia.

Hasil visitasi Vissering tersebut dikemas dalam sebuah laporan perjalanan yang menggambarkan kondisi sosial serta potensi ekonomi di Bengkalis dan wilayah lain di pantai timur Sumatera yang sangat baik.

Kala itu, alat tukar dan pembayaran yang dominan digunakan di Sumatera Timur, termasuk daerah pantai timur Sumatera, bukan gulden Hindia Belanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun