Menariknya lagi, terdapat ornamen khas Bima, yaitu bunga satako yang artinya 'bunga setangkai'.
Ada makna khusus di balik bunga satako, yaitu mencerminkan menebar kebaikan di dan keharmonisan di sekitarnya.
Mencermati data tahun peresmian beberapa masjid terapung di atas, Kab. Bengkalis tampaknya merupakan daerah pertama di Indonesia yang memiliki masjid terapung.
Ceritanya, pada era 1995-2000, Pemkab Bengkalis memutuskan merenovasi Masjid Istiqomah (sekarang Masjid Agung Istiqomah) Bengkalis.
Sebelum direalisasikan, rencana tersebut sampai ke telinga sejumlah tokoh pemuda di daerah ini.
Setelah mendapat tunjuk ajar dan persetujuan dari tokoh agama Islam, tokoh masyarakat, instansi pemerintah berkenaan (Kepala Kantor Kemenag) dan berbagai pihak, para pemuda tersebut menyampaikan aspirasi ke DPRD Bengkalis.
Secara simbolis, harapan tertulis itu disampaikan Ketua IPMKB (Ikatan Pelajar Mahasiswa Kabupaten Bengkalis) Abdul Vattah Ali Hasyim melalui Ketua Fraksi Partai Golkar (kala itu) H. Riza Pahlevi.
Isi aspirasi tersebut, antara lain, Masjid Istiqomah tak perlu dibangun ulang (direnovasi). Dananya digunakan untuk membangun masjid baru. Lokasinya di pinggir laut di bibir Selat Bengkalis, di sekitar Sungai Bengkel.
Adapun Masjid Istiqomah dialih-fungsikan menjadi Bengkalis Islamic Center (BIC).
Alasan dipilihnya lokasi di bibir Selat Bengkalis, karena masjid baru itu nantinya dapat menjadi tengara ibu kota kabupaten Bengkalis.
Siang atau malam, keindahannya dapat dinikmati para pengguna transportasi laut yang lalu-lalang di Selat Bengkalis.