Mohon tunggu...
Johansyah Syafri
Johansyah Syafri Mohon Tunggu... Editor - Pelayan Publik

Kata Imam Syafi'i, "Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Khitan, Sahabat dan Doa Buat Nugie

28 Januari 2023   21:01 Diperbarui: 28 Januari 2023   21:09 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menghadiri acara syukuran sunat rasul Nugie, Sabtu, 28 Januari 2023 (Dokumen pribadi)

Khitan dan sunat maknanya setali tiga uang.

Berkhitan adalah memotong kulit yang menutupi kepala/ujung kemaluan bagi laki-laki dan memotong kulit bagian atas kemaluan bagi perempuan.

Khitan adalah salah satu sunah fitrah yang muakadah, yang sangat dianjurkan.

Sebagian ulama bahkan berpendapat hukumnya adalah wajib. Utamanya bagi laki-laki. Sedangkan buat perempuan, tetap disyariatkan.

Tersebab lebih mudah dilakukan ketika masih anak-anak, sunatan di usia anak-anak itu lebih utama. Tak boleh menundanya hingga usia balig. Bahkan wajib menyegerakannya sebelum akil baliq.

Tujuan khitan, di antaranya adalah untuk menjaga agar di ujung penis tidak terkumpul kotoran. Untuk kebersihan. Demi kesehatan.

Melalui khitan, seorang anak sejak dini diajarkan mengenai pentingnya kesehatan dan kebersihan badan, terutama alat kelaminnya.

Bagi laki-laki, sunat berfungsi untuk mempermudah dan mempercepat proses pembersihan fisik sebagai salah satu syarat sahnya ibadah. Utamanya yang berkenaan dengan kotoran air kencing.

Saat air seni keluar melalui kulit yang menutupi zakar, endapan kotoran (smegma, berwarna putih) sebagian tertahan oleh kulit tersebut. Semakin lama, endapan tersebut akan kian banyak.

Dapat dibayangkan dalam sehari berapa lama seseorang membuang air kencingnya dan berapa banyak endapan yang disimpan oleh kulit penutup kelamin dalam setahun.

Oleh sebab itu, bila tidak dibersihkan, endapan yang tertahan itu bisa mengakibatkan infeksi pada pelir serta kanker leher rahim pada perempuan yang disetubuhinya.

Menurut penelitian medis, infeksi bekas urine lebih banyak diderita orang yang tidak dikhitan. Infeksi yang akut pada usia muda akan berakibat pada masalah ginjal di kemudian hari.

Kemudian, kanker leher rahim/kanker serviks (cervical cancer) lebih jarang terjadi pada wanita yang suaminya disunat.

Di Indonesia, khitan umumnya dilakukan saat anak laki-laki memasuki usia sekolah dasar (SD). Kira-kira usia 6-10 tahun.

Semakin tua usia anak laki-laki dikhitan, maka risikonya juga bertambah. Begitu pula tingkat kerumitan, dan lama proses penyembuhannya.

Dulu, ada beberapa pantangan bagi orang yang dikhitan.  Namanya juga larangan, tak boleh melanggarnya. Antara lain, tak boleh melangkahi tahi (kotoran) ayam. Bila melanggarnya, maka tulahnya penis menjadi bengkak.

Sekarang larangan itu tak pernah lagi disampaikan para orang tua kepada anaknya yang berkhitan. Mengapa?

Bisa jadi karena sekarang nyaris tak ada lagi ayam yang berak sembarangnya. Orang yang memeliharanya pun sudah sangat sedikit. Semua sudah "dipercayakan" pada peternak.

Begitu pula bila ingin menyantap daging ayam. Tak perlu lagi repot-repot seperti dulu. Bisa cash on delivery (COD). Entah itu untuk ayam goreng, ayam panggang, ayam gulai, dan sebagainya.

Kita tinggalkan tentang pantangan untuk orang berkhitan. Kembali ke kalimat paling awal.

Ada sejumlah hadis berkaitan dengan sunat. Antara lain, Rasulullah saw. bersabda, "Kesucian (fitrah) itu ada lima, yaitu khitan, mencukur bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak, memendekkan kumis, dan memotong kuku." (HR Bukhari Muslim).

Di sejumlah daerah, termasuk di Kabupaten Bengkalis, khitan atau sunat dikenal juga dengan sebutan sunat rasul.

Hari ini, Sabtu, 28 Januari 2023. Tadi, sehabis salat zuhur, sekitar pukul 13.10 WIB, bersama istri, kami memenuhi jemputan syukuran sunat rasul Muhammad Anugrah Ramadhan (Nugie).

Nugie adalah putra sahabat kami Usman Malik, S.Pi. dan Linda Susana.

Syukuran tersebut diselenggarakannya di kediaman mereka, di Jalan Antara (sebelah Wisma Daerah Sri Mahkota) Bengkalis.

Sahabat adalah orang terdekat kita di luar anggota keluarga. Bukan sanak saudara. Tak ada pertalian darah.

Al-Qur'an dan hadis banyak sekali menyinggung mengenai perihal berteman. Baik itu pertemanan yang membawa kepada kebaikan maupun persahabatan yang membawa kepada keburukan.

Perkawanan yang baik adalah persahabatan yang didasarkan cinta mencintai dan benci-membenci karena Allah Swt.

Sedangkan pertemanan yang buruk adalah pertemanan yang didasarkan kepada selain Allah Swt. Misalnya, karena harta, takhta, jabatan dan hal-hal keduniaan lainnya.

Dalam ajaran Islam, ada beberapa akhlak bersahabat. Salah satu di antaranya saling mendoakan dengan kebaikan.

"Ya Allah, muliakanlah Nugie. Panjangkanlah umurnya, lapangkanlah rezekinya. Baguskanlah akhlaknya, teguhkanlah imannya. Dekatkanlah dia dengan kebaikan, jauhkanlah dari keburukan. Jadikanlah dia anak yang saleh. Berbakti kepada kedua orang tuanya. Berguna bagi agama, keluarga, masyarakat, daerah, bangsa dan negara. Amin ya rabbal alamin," itulah doa kami sekeluarga buat putra sahabat kami Usman Malik dan Linda Susana.

Tahniah. Terima kasih atas jemputannya, Man. *****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun