Mohon tunggu...
Johansyah Syafri
Johansyah Syafri Mohon Tunggu... Editor - Pelayan Publik

Kata Imam Syafi'i, "Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya."

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sampah, Kemampuan Analisis dan Cerita Sebuah Foto

23 Januari 2023   18:26 Diperbarui: 23 Januari 2023   18:27 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya).

Kalimat di atas merupakan salah satu definisi analisis menurut KBBI. Bentuk tidak baku dari analisis adalah analisa.

Dari berbagai skill (keahlian) yang dimiliki pencari kerja, salah satu yang paling dicari perekrut adalah mereka yang punya kemampuan analisis yang baik.

Biasanya, pencari kerja yang tidak memiliki kemahiran dalam suatu ilmu, bakal kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan.

Mengutip thebalancemoney.com, kemampuan analisis adalah keterampilan dalam mengumpulkan dan menganalisis sebuah informasi, menyelesaikan sebuah masalah, dan juga mengambil keputusan.

Seseorang yang memiliki keterampilan analisis dapat membantu memecahkan masalah sebuah organisasi dan meningkatkan produktivitas dan kesuksesan secara keseluruhan.

Untuk menemukan solusi atau jalan keluar dari sebuah persoalan, baik itu menggunakan pendekatan metodis yang jelas, atau melalui teknik yang lebih kreatif, membutuhkan keterampilan analitis.

Salah satu syarat untuk memiliki kemampuan analisis yang kuat, maka seseorang wajib mempunyai kemampuan berpikir kritis.

Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan untuk mempertanyakan dan mencari tahu segala sesuatu hingga ke akarnya, agar bisa mendapatkan solusi terbaik untuk sebuah permasalahan.

Dengan berpikir kritis, maka seseorang bisa lebih gampang menyelesaikan persoalan, mengambil keputusan secara objektif. Apalagi jika didukung dengan data-data yang sahih.

Namanya juga kecakapan dapat ditingkatkan. Termasuk kemampuan analisis. Salah satunya dengan banyak membaca.

Bila seseorang banyak membaca, lebih-lebih yang dibaca topik yang tak sama, maka kemampuan kognitif seseorang akan semakin bertambah sempurna.

Dalam Islam, membaca adalah hal yang penting. Wahyu pertama yang diturunkan Allah Swt. kepada nabi Muhammad saw. adalah perintah membaca (iqra).

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan," (QS. Al-Alaq: 1)

Membaca memiliki peranan yang sangat penting dalam peradaban Islam. Sejarah mencatat bagaimana puncak kejayaan peradaban Islam di masa lalu bisa dicapai karena hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan.

Tentunya ini bisa terjadi karena umat Islam dulu rajin membaca. Tanpa membaca, tak akan ada inovasi-inovasi sains seperti yang kita tahu sekarang.

Sabtu pagi, 21 Januari 2023. Jam menunjukkan sekitar pukul 10.15 WIB. Ketika sedang mencari peluh di pekarangan depan di kediaman, notifikasi pertanda ada pesan masuk di ponsel kami, berdenting. "Ting".

Melalui aplikasi whatsapp (WA), pemilik nomor +62 852 4991 xxxx mengirim 3 lembar foto. Karena nomor tanpa nama, kami tak bisa menuliskan pemiliknya. Nama pemiliknya tak ada dalam register di ponsel kami.

Ketiga foto yang kami terima tersebut adalah "potret gundul". Tanpa keterangan sama sekali. Satu kata pun tak ada. Hanya foto doang. Bisa jadi salah kirim atau iseng.

Walaupun tak ada penjelasan secuil pun, kami tetap bisa "membacanya". Dapat menganalisis dan membuat beberapa kesimpulan.

Pertama, tempat pembuangan sementara (TPS) tersebut berada di pinggir jalan. Dari marka jalan berwarna putih, jalan tersebut bukan jalan nasional. Bukan jalan K1.

Kedua, karena lokasi TPS tersebut di pinggir jalan umum, tentu tak elok ditengok. Merusak pemandangan.

Ketiga, melihat dedaunan yang sebagian sudah berwarna coklat, sampah itu sudah "berumur" lebih dari sehari.

Keempat, karena tak mengguna helm, pengendara sepeda motor yang melintas di dekat TPS, tak taat aturan. Belum mengetahui dan memahami manfaat menggunakannya.

Kelima, kabel listrik yang ada di dekat TPS, luput dari pantauan petugas PLN setempat. Padahal bisa jadi sering lewat di jalan tersebut.

Keenam, TPS tersebut lokasinya tak jauh dari pemukiman warga.

Ketujuh, buah nangka yang ada di dekat TPS itu sudah tua. Hampir masak, makanya dibungkus pemiliknya.

Kedelapan, petugas kebersihan hari ini juga libur. Juga menerapkan lima hari kerja dalam seminggu.

Itulah kelebihan foto. Foto tidak pernah berbohong; jujur. Menginformasikan hal yang nyata. Sesuatu yang betul-betul ada.

Pastinya, foto dimaksud bukan yang diedit atau hasil jepretan "kamera kecoh".

"Sebuah foto bisa menceritakan sejuta kisah," begitu kata penulis buku "Meragu: Ketika Cinta Tak Cukup Dengan Setia" Indah Hanaco (kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara). *****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun