Mohon tunggu...
Johansen Silalahi
Johansen Silalahi Mohon Tunggu... Penulis - PEH

Saya adalah seorang masyarakat biasa yang menyukai problem-problem sosial, politik, lingkungan, kehutanan. Semoga bisa berbuat kebajikan kepada siapapun. Horas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Toilet yang Bersih Mencerminkan Jati Diri Kita?

24 Mei 2020   17:53 Diperbarui: 24 Mei 2020   17:49 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: https://www.un.org/en/events/toiletday/

Toilet: Kotor

Mendengar kata toilet pasti dipikiran kita ke hal-hal yang kotor, tetapi siapa sangka dibalik prasangka itu perhatian dunia sangat tinggi terhadap toilet. Bahkan pengaruh toilet sangat berdampak terhadap para pelaku bisnis dan usaha, sebut saja warung makan yang toiletnya sangat kotor pasti membuat pelanggannya enggan kembali mampir ke warung makan tersebut. Begitu juga dengan suatu daerah yang menjadi destinasi wisata mancanagera dan domestik, jika kondisi toiletnya sangat buruk tentunya berdampak terhadap kunjungan wisatawan selanjutnya. 

Toilet Menjadi Isu Dunia Loh

Saya  sama sekali tidak pernah memikirkan bahwa toilet itu menjadi isu dunia. Saya mengetahui toilet isu dunia ketika ada acara seminar di Korea Selatan, ternyata toilet berkaitan dengan sanitasi. Selain itu ternyata adala loh organisasi terkait toilet yang bernama WTO (World Toilet Organization). 

Data WTO menyebutkan pada tahun 2017 bahwa dari populasi manusia di dunia ini sekitar 2,3 miliar, satu dari tiga orang tidak memiliki akses sanitasi yang bersih dan data selanjutnya membuat saya tercengang adalah ada sekitar 892 juta orang masih buang air besar secara terbuka. Dapat kita bayangkan data diatas, kelihatan sepele terkait toilet ternyata data global tentang eksistingnya membuat kita tercengang atau sedih. 

Mengapa dengan Toilet Kotor?

Toilet yang kotor pastinya akan berdampak terhadap kesehatan kita semua. Sungguh data yang menarik dan membuat kita miris adalah, kondisi toilet kotor (sanitasi buruk) menyebabkan 361.000 anak-anak yang berumur 5 tahun kebawah meninggal setiap tahun karena penyakit diare. 

Data ini menyebutkan lebih buruk dari penyakit campak, malaria dan HIV. Ternyata sekarang kita sudah tahu dan jelas, sanitasi yang buruk (toilet) sangat berbahaya jika tidak dikelola dengan baik bahkand dapat menyebabkan kematian. Isu ini juga ternyata diangkat dunia melalui SDGs tujuang ketujuh yaitu clean and water sanitation. 

Organisasi Toilet Dunia

Dalam mendukung tujuan SDGs itu ternyata ada organisasi yang khusus terhadap toilet yang bernama World Toilet Organization. Apakah visi WTO tersebut? 

Visi WTO adalah: melihat sebuah dunia dengan bersih, aman dan sanitasi untuk setiap orang di mana pun pada semua waktu sedangkan misinya adalah: mempromosikan gerakan sanitasi global melalui aksi kolaborasi yang menginspirasi dan membawa permintaan akan sanitasi dan menyediakan solusi inovasi untuk mencapai sanitasi yang lestari untuk semua. 

Dalam menjalankan visi misinya, WTO fokus kepada gerakan advokasi (advocate), mendidik (educate) , membangun (build) dan empower. Salah satu gerakan yang cukup berhasil dilakukan WTO (2017) adalah gerakan di China yaitu tentang Rainbow School Toilet pada tahun 2015. 

WTO mengubah lingkungan sekolah menjadi bersih dan memberikan pelatihan dan edukasi kepada siswa-siswa dan guru-guru menjadi lebih tanggap terhadap kebersihan lingkungan secara umum dan toilet secara khusus. 

Bagaimana dengan Kondisi Indonesia? 

Sudah menjadi rahasia umum, toilet kotor masih banyak dijumpai di setiap daerah terutama fasilitas umum.  Dimanakah yang biasa kita jumpai toilet bersih di Indonesia? hanya di tempat-tempat tertentu seperti hotel, bandara dan tempat lainnya yang sudah menerapkan higienis. 

Sejumlah tempat objek wisata, pemandangan toilet yang tidak steril juga sering kita jumpai sehingga jika ada inpeksi mendadak (sidak) dari pejabat tentunya yang selalu dilihat adalah kondisi toilet apakah bersih atau tidak. Kondisi ini tentunya masih bisa kita jumpai di negara kita yang masih mengandalkan toilet alam. 

Lebih parahnya adalah masih dijumpai kondisi toilet yang tidak layak dijumpai di sekolah baik dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Universitas. 

Kita ketahui bersama bahwa sekolah tempat bagi siswa untuk dididik menjadi lebih baik terutama kebersihan tetapi menjadi pertanyaan adalah kenapa masih ada dijumpai di sekolah-sekolah kondisi toilet yang sangat mengkhawatirkan? 

Pengamatan di sejumlah tempat masih ditemukan kondisi toilet yang kotor, airnya tidak ada dan sebagainya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Pertanyaan yang sulit dijawab, apakah kita suka dengan kondisi ini atau apakah kita sudah tidak peduli lagi atau apakah emang kita mengabaikan kondisi ini?

Faktanya, toilet walaupun kurang dianggap di negara kita ternyata berdasarkan pendapat Junaidi (2012) di Indonesia kita sudah memiliki Asosiasi Toilet Indonesia dan biasanya diperingati setiap tanggal 19 November.  Sudahkah tolilet di negara kita menunjukkan toilet yang bersih dan menunjukkan jati diri bangsa kita?

Bagaimana dengan Kondisi di Luar Negeri?

Beberapa negara maju sangat fokus terhadap  kondisi toilet di negaranya bahkan kita sangat nyaman jika menggunakan toilet karena mereka menganggap toilet adalah harkat dan martabat suatu negara. 

Berkaca terhadap persepsi negara maju terhadap kita sungguh kita tidak memiliki harkat dan martabat jika memakai kacamata dari negara maju. Kita tentunya bersyukur dibanding beberapa negara masih dijumpai sanitasi yang sangat buruk di mana masih banyak ditemukan buang air besar sembarangan yang tentunya akan mencemari lingkungan seperti di beberapa negara yang ada di Afrika.

Solusinya seperti apa?

Pemerintah dan seluruh stakeholders harus tergugah hatinya untuk memberikan perhatian lebih terhadap kondisi toilet kita baik di lingkup rumah tangga, sekolah, fasilitas umum, perkantoran dan lain-lain karena dengan kondisi yang higienis niscaya kita akan bebas dari gangguan penyakit yang tidak kita inginkan. 

Bisa membuat gerakan toilet bersih yang sifatnya diperlombakan secara rutin niscaya akan berdampak dan membantu WTO mewujudkan visi dan misinya. 

Pemerintah dapat membuat kebijakan khusus terhadap toilet ini secara khusus dan terutama terhadap sanitasi lingkungan dalam hal ini toilet dan pendukung lainnya, melaksanakan kampanye dan aksi-aksi nyata yang melibatkan stakeholders untuk mengubah perubahan pola pikir masyarakat tentang perlunya toilet bersih pada semua usia dan seluruh sektor dengan pemberian intensif untuk memacu kebijakan ini, pembangunan kapasitas dan infrastruktur yang mendukung gerakan toilet bersih terutama pada daerah yang kondisi toiletnya belum layak dan tidak higienis terutama mencakup fasilitas umum dan lain-lainya dan menciptakan perubahan sosial dalam jangka panjang terutama mendukung tujuan Sustainable Development Goals (SDGS).

Kesimpulan

Dari masalah kebersihan dan higienitas toilet kita dapat belajar dan memberi contoh bahwa hal kecil yang sangat penting dapat menunjukkan jati diri kita sebagai bangsa yang bermartabat.

* Tulisan ini dirubah atau modifikasi dan sudah pernah terbit di http://gorganews.id/2017/12/02/kota-siantar-menuju-toilet-bersih/ 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun