Mohon tunggu...
Johansen Silalahi
Johansen Silalahi Mohon Tunggu... Penulis - PEH

Saya adalah seorang masyarakat biasa yang menyukai problem-problem sosial, politik, lingkungan, kehutanan. Semoga bisa berbuat kebajikan kepada siapapun. Horas

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ada Apa dengan Bantuan (Utang) China?

11 Mei 2020   12:38 Diperbarui: 11 Mei 2020   12:43 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus di Benua Afrika, rata-rata hampir 70 % dana yang diinvestasikan oleh China adalah fokus kepada infrastruktur ekonomi sedangkan Amerika Serikat menginvestasikan 70 % pada sektor kesehatan (Cho Whan-Bok, 2019). Data diatas sangat jelas bahwa China sangat fokus kepada infrastruktur di Afrika bahkan di Indonesia juga.

Bantuan China terdiri dari beberapa jenis, hal ini dapat dilihat dan akan dirincikan beberapa jenis, seperti bantuan meningkatkan mata pencaharian rakyat, seperti: mempromosikan pengembangan pertanian, meningkatkan pendidikan: pelatihan, beasiswa, dll, membangun fasilitas kesejahteraan publik: perumahan, pasokan air, dll, bantuan kemanusiaan: gempa bumi, banjir dan lain-lain. 

Jenis bantuan lainnya adalah fokus kepada pembangunan ekonomi dan sosial, seperti: meningkatkan infrastruktur: jalan, jembatan, bandara, pelabuhan,dll, Penguatan pengembangan kapasitas: kerjasama teknis, seminar, Promosi pengembangan perdagangan: donasi, kapasistas produksi, ekspor dll, 

Meningkatkan perlindungan terhadap lingkungan: energi bersih, dll. China juga sangat aktif dalam bantuan asing dibawah mekanisme kerjasama regional seperti: ASEAN, negara Arab, dll.

Salah satu kritik dari bantuan dari China adalah ketergantungan akan hutang. Ketergantungan ini menurut saya sebagai kritik yang positif yang harus didengarkan oleh pemerintah kita mengingat sudah adanya contoh dari negara tetangga akan hal ini. 

Menurut saya jika ini dipolitisasi untuk hal perbaikan dan diperhatikan sangat baik dan wajar untuk mencegah kehancuran negara kita kedepannya. Kasus yang sangat terkenal terhadap ketergantungan bantuan China adalah Negara Sri Lanka terutama pada proyek: Sri Lanka-China Hambantota Port (pelabuhan) yang didanai oleh pinjaman China.

Pada kasus ini, Sri Lanka tidak mampu membayar hutangnya sehingga RRC diberikan sewa pelabuhan selama 99 tahun sebagai cara merestrukturisasi hutang. Dapat kita bayangkan jika aset negara yang sangat prospektif dalam menjalankan roda ekonomi dan pertahanan seperti pelabuhan dikuasai oleh negara luar dan akan berpotensi melemahkan ketahanan negara dan ekonomi negara itu juga. 

Kita berharap pemimpin negara kita agar lebih arif dan bijaksana untuk mencegah terjadinya kasus ketergantungan Sri Lanka terhadap hutang dari China.

Masukan berupa rekomendasi kepada pemimpin negara kita terhadap bantuan hutang dari China adalah: Pemerintah Republik Indonesia harus memastikan bahwa industri lokal terlindungi dari impor Cina yang murah (menghindari pengusaha dalam negeri). 

Pemerintah Republik Indonesia juga harus memastikan bahwa mereka mendiversifikasi mitra dagang mereka sehingga setiap perlambatan dalam pertumbuhan ekonomi RRC tidak akan menghambat pertumbuhan Negara. 

Selain hal diatas, perusahaan China juga harus mematuhi hukum dan peraturan setempat terutama yang berlaku di Republik Indonesia. Pemerintah Republik Indonesia harus memastikan saran tersebut untuk melindungi negeri ini dari praktik bisnis atau perdagangan yang tidak adil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun