Mohon tunggu...
Johansen Silalahi
Johansen Silalahi Mohon Tunggu... Penulis - PEH

Saya adalah seorang masyarakat biasa yang menyukai problem-problem sosial, politik, lingkungan, kehutanan. Semoga bisa berbuat kebajikan kepada siapapun. Horas

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ada Apa dengan Bantuan (Utang) China?

11 Mei 2020   12:38 Diperbarui: 11 Mei 2020   12:43 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://keanmedia.web.id/china-debt-trap/

Republik Rakyat Tiongkok atau Republik Rakyat China (RRC) adalah sebuah negara Asia Timur yang ibukotanya adalah Beijing. RRC terkenal dengan industrinya yang sangat maju dan juga sebagai negara yang jumlah penduduknya terbanyak di dunia (kurang lebih 1,4 miliar). Dalam dunia diplomasi (hubungan antar beberapa negara), China sangat aktif termasuk terhadap negara ASEAN seperti Indonesia. 

Posisi Indonesia yang sangat strategis membuat negara-negara investor melirik Indonesia sebagai salah satu mitra yang dapat memperkuat perekonomian negara-negara tersebut. Menurut World Bank pada tahun 2018, Republik Rakyat China, dari aspek ekonomi berada pada urutan kedua di dunia dengan indikator GDP sebesar US$ 13.608.152 millions setelah Amerika Serikat US$ 20.494.100 millions. 

Republik Rakyat China memiliki program yang sangat besar dan ambisius bernama BRI (Belt and Road Initiative) atau Silk Road. Berdasarkan alur maupun jalan BRI atau Silk Road, Indonesia dipandang sebagai mitra yang dapat mendukung program dari negara RRC tersebut. Berdasarkan visi dan misi Silk Road tersebut adalah akan menghubungkan negara-negara yang dilewati tersebut melalu skema investasi. 

Berdasarkan hal tersebut, posisi Indonesia dalam hal ini selain meningkatkan perekonomian harus bekerjasama dengan China dalam rangka meminimalisir dampak-dampak yang akan diakibatkan seperti dampak lingkungan yang disebabkan oleh program Silk Road tersebut. 

Kehebatan China juga adalah banyaknya produk mereka yang beredar di dunia. Tak heran di banyak negara didunia ini sangat mudah menemukan barang yang buatan China jika misalnya kita umpamakan barang yang dipakai oleh manusia,dari tubuh manusia dapat dipastikan dari ujung rambut dan kaki dapat  pasti ada buatan China. Pengalaman penulis saat kuliah magister (S2) di Korea Selatan, sangat sering melihat barang atau produk buatan China. 

Saya kadang bingung jika pulang ke tanah air membeli oleh-oleh khas Korea Selatan kita sebut saja "Daiso", ketika hendak membeli barang tersebut, saya check detail ternyata kebanyakan adalah buatan China sehingga saya kadang harus lebih ekstra mencari yang benar-benar buatan khas Korea Selatan, seperti gantungan kunci, miniatur Korea Selatan, dll untuk dibawa sebagai oleh-oleh kepada keluarga. 

Di tanah air, hubungan RRC atau China dengan Indonesia dapat dikategorikan kadang mesra dan tidak mesra. Politisasi sering ditujukan kepada negara China terlebih jika mengenai TKA (Tenaga Kerja Asing), investasi, pembuatan jalan dan rel kereta api dan lain-lain. 

Terkadang miris juga melihat politisasi tersebut jika tidak disertai dengan data yang benar dan valid, jika berdasarkan data yang ada, investasi negara RRC bukanlah yang terbesar di Indonesia.  Sengaja mengambil judul tulisan ini " Ada Apa Dengan Bantuan China"? mengingat politisasi bantuan China di Indonesia sangat tinggi. 

Tulisan ini kebetulan adalah tugas makalah dengan sedikit revisi yang diberikan dosen kepada kami (saya dan teman saya) saat mengambil mata kuliah Isu-Isu Internasional. 

Tidak dapat dipungkiri berdasarkan literatur yang kami peroleh bahwa RRC atau China adalah negara yang sangat aktif dalam dunia internasional termasuk dalam pemberian bantuan (donor). Ekonomi RRC pada tahun 2018 adalah surplus dimana export lebih besar daripada import, berdasarkan data yang ada, export China berada dikisaran 2.238.699 (million US$) dan import adalah 1.844.183 (million US$). \

Kembali ke topik Bantuan Luar Negeri China (China's foreign aid) berdasarkan data AidData Center for Global Development, Bantuan China kebanyakan dibelanjakan atau diinvestasikan ke Benua Afrika sebesar 51,8 % (dominasi), Asia sebesar 30,5 %, Amerika Latin dan the Karibia sebesar 8,4 %, Oceania sebesar 4,2 %, lainnya sebesar 3,4 % dan Eropa 1,7 %. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun