Tulisan ini adalah hasil perenungan penulis hampir dua bulan selama pandemi Covid 19 melanda dunia dan Indonesia. Beberapa pelajaran yang dapat diambil selama adanya pandemi Covid 19 adalah: 1). Saya menyadari hubungan kita dengan pencipta (Tuhan Yang Maha Esa) harus ditingkatkan terus menerus, 2). Saya menyadari bahwa kesehatan itu sangat penting, 3). Saya mulai sadar akan pentingnya budaya hidup bersih (cuci tangan dengan sabun pada air yang mengalir, 4). Saya menjadi sadar akan pentingnya hidup bersyukur dengan yang apa yang kita miliki sekarang (tidak hanya melihat keatas tetapi melihat kebawah juga),Â
5). Saya menyadari pentingnya kebersamaan dengan keluarga (waktu dengan keluarga menjadi cukup banyak), 4). Saya dapat mendampingi anak belajar terutama dalam mengerjakan tugas sekolahnya), 6). Saya menyadari akan apapun yang kita miliki selama ini (barang-barang yang berharga/branded) tak ada gunanya ditengah pandemi Covid 19, 7). Saya menyadari akan sikap  peduli (sikap membantu) terhadap sesama maupun keluarga terutama yang terkena dampak covid harus ditingkatkan 19, 8). Saya menyadari pentingnya terus belajar terutama terkait perkembangan teknologi yang dibutuhkan saat pandemi Covid 19 seperti aplikasi rapat online (zoom, dll), belanja online, dan lain-lain, 9). Saya menyadari bahwa perlunya penyiapan dana darurat dalam keuangan keluarga terutama saat pandemik Covid 19,Â
10). Saya menyadari perlunya pola hidup hemat (tidak boros) terutama mengatasi kejadian yang tidak diinginkan (force majure), 11). Saya menyadari akan pentingnya respect terhadap sesama terutama saat kita sakit harus memakai masker, 12). Saya menyadari akan pentingnya mengkonsumsi makanan yang sehat dan seimbang agar menjaga imunitas tubuh, 13). Saya menyadari akan pentingnya menjaga pola hidup sehat (tidur teratur, makan teratur dan istirahat teratur), 14). Saya menyadari pentingnya komunikasi dengan keluarga perlu ditingkatkan, 15). Saya menyadari pentingnya berbagai informasi positif (tidak hoax) ditengah pandemik Covid 19,Â
16). Saya menyadari bahwa perlunya meningkatkan literasi dengan gemar membaca sehingga dapat meningkatkan kapasitas diri, 17). Saya menyadari pentingnya menjaga networking yang selama ini mulai terputus karena sejatinya silahturahmi itu adalah aset yang berharga dalam hidup kita, 18). Saya menyadari bahwa perubahan itu nyata dan hanya orang yang adaptiflah yang berhasil, 19). Saya menyadari bahwa kita mahluk sosial sehingga tidak bisa lepas tanpa bantuan orang lain, 20). Saya menyadari bahwa keluarga itu adalah aset utama yang harus tetap kita jaga, 21). Saya menyadari bahwa menulis itu sangat penting untuk dikenang kedepannya,Â
22). Saya menyadari bahwa bumi makin bersih akibat berhentinya aktivitas yang meningkatkan emosi CO2, 23). Saya menyadari bahwa negara-negara cenderung hanya fokus kepada pertumbuhan ekonomi dan menghiraukan ekologi atau lingkungan, 24). Saya menyadari bahwa kerjasama sangat dibutuhkan dalam setiap sendi kehidupan kita, 25). Saya menyadari bahwa koordinasi itu gampang diucapkan tetapi sulit dilaksanakan, 26). Saya menyadari bahwa disiplin sangat perlu ditingkatkan dalam kehidupan sehari-hari kita, 27). Saya menyadari bahwa ketegasan pemerintah sangat perlu dalam mengatasi pemutusan rantai Covid 19, 28). Saya menyadari bahwa budaya ngopi di warkop ternyata asyik juga dilakukan di rumah,Â
29). Saya menyadari bahwa perlunya pengetahuan atau kemampuan memasak makanan, 30). Saya menyadari bahwa perlunya membantu sekeliling kita misalnya membeli di pedagang sayur keliling, dll, 31). Saya menyadari bahwa aktivitas kita selama ini yang merugikan kesehatan harus ditinggalkan, 32). Saya menyadari bahwa banyak cara untuk mengatasi rasa penat seharian di rumah, 33). Saya menyadari akan pentingnya olahraga untuk meningkatkan kebugaran atau stamina kita, 34). Saya menyadari bahwa tidak ada yang perlu disombongkan dalam hidup ini karena semuanya adalah hanya titipan belaka,Â
35). Saya menyadari bahwa kekuatan doa sangat luar biasa dalam hidup kita, 36). Saya menyadari bahwa rencana kita yang sudah didepan mata berhasil terkadang jika tidak dizinkan oleh Tuhan Yang Maha Esa dapat tidak berhasil atau tertunda, 37). Saya menyadari tidak baik sikap atas memaksakan kehendak, 38). Saya menyadari bahwa hati yang gembira adalah obat dari segalanya. Demikianlah pelajaran-pelajaran yang penulis rasakan selama wabah pandemik Covid 19 berlangsung di Indonesia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H