Pemilihan Kepala Daerah atau lazimnya disebut Pilkada adalah pemilihan untuk menentukan kepala daerah di suatu tempat tertentu. Bisa dibilang hajatan Pilkada adalah momen yang paling ditunggu masyarakat ketimbang Pemilu Presiden. Hal ini terlihat dari para bapak-bapak yang nongkrong di kedai pasti antusias dalam membahas para calon yang akan bertarung.
Hal ini sebab Pilkada merupakan suatu pemilihan dengan jangkauan daerah yang lebih sempit ketimbang pemilu sehingga para masyarakat mengenal betul para calon yang akan maju. Namun yang menarik setiap memasuki pilkada ada beragam fenomena yang sering terjadi dan yang lebih membuat kita berdecak kagum, fenomena ini tidak hanya terjadi di tempat tertentu tetapi  terjadi di banyak wilayah Indonesia.
1. Perbaikan Infrastruktur Secara Masif
Tujuan dibentuknya pemerintahan daerah adalah untuk melancarkan pembangunan daerah yang dilingkupinya, terutama setelah pemberlakuan otonomi daerah diberlakukan, kewenangan pemerintah daerah akan pembangunan daerahnya semakin besar. Namun yang menarik pembangunan infrastruktur di daerah terlihat ngebut dilakukan sewaktu akan memasuki pilkada. Jurus seperti ini biasanya digunakan oleh petahana.
Kalau saya berasumsi barangkali hal demikian dibuat petahana adalah sebagai bentuk konkret komitmennya kepada masyarakat dalam hal pengompakan masyarakat karena jika seandainya pembangunan dilakukan di awal kepemimimpinannya tidak akan menarik perhatian ataupun animo masyarakat, tapi jika dilakukan menjelang pilkada akan membuat masyarakat mempunyai bahan yang diobrolkan. Maka tak heran nama petahana semakin menggaung kala ingin mengikuti pertarungan keduanya.
2. Tiba-tiba Banyak Memberi Bantuan
Membantu sesama adalah anjuran setiap agama. Orang yang lebih dari berkecukupan bisa menyumbangkan harta yang dimilikinya baik berupa barang ataupun uang kepada masyarakat yang kurang mampu. Namun kegiatan seperti itu marak terjadi menjelang dilaksankannya pilkada dibandingkan hari normal lainnya.
Orang yang sebelumnya tidak pernah memberi bantuan sepeserpun bagi masyarakat sekitarnya mendadak berbudi halus dan memberi bantuan berupa barang ataupun uang kepada masyarakat. Masyarakat yang kurang mampu pada masa ini merupakan incaran para calon yang ingin maju, mereka berlomba-lomba mendekatinya sambal berfoto bareng.
Juga pada masa ini, hal yang paling menakjubkan adalah para calon yang ingin maju rela terbakar terik matahari dalam memberikan kartu nama atau semacam stensilan kepada setiap orang yang dijumpai di jalan.
3. Banyak Kegiatan Kerakyatan yang Diselenggarakan
Bisa dibilang jenis kegiatan paling banyak diselenggarakan adalah di masa mendekati pilkada. Para calon yang maju berlomba-lomba membuat kegiatan memperkenalkan diri mereka kepada masyarakat. Bisa dalam bentuk makan bersama atau kegiatan olahraga tertentu.
Maka tak heran orang-orang desa yang makanannya tergolong sederhana seakan mendapat durian runtuh karena mendapat makanan yang tergolong mewah. Bagi para remaja mereka tidak kalah ambil bagian, mereka nantinya akan berduyun-duyun mengikuti kompetisi olahraga yang diselenggarakan para calon. Malahan sebelum tenggat waktu pilkada dilakukan tak jarang mereka mendapat bingkisan peralatan olahraga seperti sepatu sepakbola, bola, ataupun seragam.
Dan yang lebih membahagiakan masyarakat daerah tersebut adalah sewaktu calon yang ingin maju mengundang artis dalam helatan kegiatan yang diselenggarakannya. Entah artis dangdut ataupun penyanyi nasional. Mimpi untuk melihat artis bagi masyarakat daerah tersebut seakan dijawab oleh calon yang mengundangnya.
4. Menjadi Orang yang Paling Religius
Indonesia dikenal sebagai negara beragama yang mewajibkan setiap penduduknya untuk memeluk agama tertentu. Oleh sebab itu masyarakat dianjurkan untuk menjalankan kegiatan ibadah agamanya sesuai dengan hari yang ditentukan.
Tapi yang patut disadari adalah para calon yang ingin maju dalam perhelatan pilkada, mendadak mereka yang kelihatan paling religius. Semisal bergereja yang dianjurkan sekali dalam seminggu di hari Minggu, bisa mereka lampaui ketentuan itu. Bisa dipukul delapan mereka bergereja di A, jam satu siang mereka bergereja di gereja B.
Melihat kesemua hal yang terjadi menjelang pilkada, tak ada salahnya jika negara Indonesia menganut demokrasi dan menjadikan pilkada sebagai ajang mencari pemimpin daerah. Tapi yang patut disadari pilkada ini memberi banyak manfaat kepada masyarakat dan tak salah juga saya berandai-andai jika pilkada sebaiknya diselenggarakan di tiap daerah setiap tahun, supaya masyarakat mendapatkan banyak bantuan dari para calon dan mendapat pembangunan infrastruktur yang memadai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H