Analisa Kesulitan Industri Multifinance
Pada intinya tidak ada jawaban tunggal mengapa industri multifinance mengalami musim paceklik. Sebelumnya SNP Finance kesulitan keuangan ada perusahaan multifinance yang juga bermasalah seperti Arjuna Finance, Bima Finance, Mandiri Finance Indonesia, IBF dan SAF.
Jika diruntut dari awal, ada beberapa sebab yang bisa menjadi penyebabnya. Yang pertama adalah beban sumber dana yang tidak murah. Perusahaan multifinance ternyata tidak menggunakan modal sendiri untuk membiayai kredit kepada masyarakat. Mereka meminjam kepada Bank dengan bunga yang sangat tinggi. Akibatnya mereka terbeban untuk mengembalikan modal uang yang dipinjam dari Bank.
Karena modalnya saja sudah tinggi, maka kredit yang disalurkan kepada masyarakat pun lebih tinggi lagi bunganya agar perusahaan bisa untung. Namun bukan untung yang didapat, perusahaan justru merugi karena adanya kredit macet di masyarakat dan juga persaingan dari alternatif pembiayaan lain.
Teknologi fintech yang terus berkembang juga membuat persaingan di industri ini semakin ketat. Masyarakat kini punya banyak alternatif untuk meminjam dana. Bila perusahaan multifinance menerapkan bunga tinggi, maka fintech dengan segala efisiensinya bisa memberikan bunga yang lebih menarik.
Pelajaran Yang Bisa Diambil
Bank seharusnya punya metode baru untuk dijadikan pertimbangan dalam memberikan kredit. Tidak bisa lagi mengandalkan data laporan perusahaan bahkan yang sudah diaudit oleh auditor terkenal sekalipun. Harus ada pengechekan kondisi pasar yang independen, akurat dan terpercaya. Serta melihat perkembangan teknologi dan dampaknya pada masyarakat serta industri terkait.
Kasus kredit macet PT SNP Finance sejatinya adalah kegagalan bank dan industri keuangan dalam mengantisipasi risiko kredit macet dari disrupsi teknologi dan dinamika ekonomi di masyarakat. Sudah saatnya industri keuangan termasuk bank membuat terobosan baru dalam hal pemberian kredit. Sudah tidak bisa lagi menggunakan cara-cara dan indikator lama, harus ada tambahan cara dan indikator yang baru. Agar mampu memprediksi dan mendeteksi lebih dini ada potensial lost dari kredit yang diberikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H