Bila harus membandingkan, antara angka satu dan dua manakah yang lebih bagus? Hal ini tentu sangat relatif dari sisi mana kita memandang. Bila dalam hal perkalian bonus, maka angka dua tentu angka yang lebih baik. Namun dalam hal peringkat, tentu peringkat satu lebih bagus.
Lantas bagaimana dengan no urut capres dan cawapres, manakah yang lebih baik? Kedua nomor itu menurut saya sama baiknya untuk kubu Jokowi maupun Prabowo. Hanya membuntuhkan strategi marketing yang baik untuk membuatnya terlihat menarik.
Keuntungan Jokowi mendapat no urut 1
Dengan mendapat no urut 1 Jokowi akan mengganti slogan salam 2 jari menjadi bersatu untuk Indonesia. Membawa sebuah pesan persatuan kepada seluruh warga Indonesia yang sempat terpecah belah karena perbedaan pilihan politik.
Selain itu dengan mendapat no urut 1, akan berkurang satu serangan isu SARA yang menyerang Jokowi. Pada saat mendapat no urut 2 Jokowi mendapat serangan isu SARA tentang angka genap dan gajil. Saya yakin orang-orang yang kemarin menyerang Jokowi dengan isu SARA tersebut tidak akan dapat melakukannya lagi pada pemilu 2019.
Netizen yang kreatif lantas memasang foto-foto orang yang tidak mendukung Jokowi sedang mengacungkan jari telunjuk ke atas. Ditambahi dengan kata-kata bahwa mereka ternyata kini mendukung Jokowi.
Keuntungan Prabowo mendapat no urut 2
Partai Gerindra mendapat no urut 2 pada pemilu 2019. Akan sangat memudahkan untuk menyambungkan dukungan kepada Prabowo untuk mengalir kepada partai Gerindra. Dengan cara mengasosiasikan no 2 Prabowo no 2 pula Gerindra. Tinggal membuat materi kampanye yang mengajak masyarakat ingat-ingat no 2 di pilpres maupun pemilu.
Jokowi tidak bisa lagi menggunakan slogan salam 2 jari yang mengantarkannya menjadi presiden periode kemarin. Secara marketing politik tentu tim Jokowi harus menjual sesuatu yang baru dan memperkenalkan kepada masyarakat. Tidak bisa menggunakan slogan lama yang kini sudah jadi milik Prabowo.
Bagi masyarakat Indonesia
Karena pilihan hanya ada 2, maka pilpres sudah pasti hanya satu putaran. Sangat menghemat anggaran negara, sehingga uang yang ada bisa dialihkan untuk kesejahteraan rakyat.
Hiruk pikuk kegaduhan politik yang rawan mengganggu stabilitas ekonomi juga akan berlangsung lebih pendek. Sehingga secara ekonomi makro negara kita akan lebih stabil daripada tahun 2014 karena pilpres berlangsung lebih cepat.
Sebenarnya tidak ada yang spesial pada no urut capres dan cawapres. Yang membuat pengambilan no urut capres dan cawapres heboh sejatinya adalah masyarakat itu sendiri. Karena masyarakat kita suka mengait-ngaitkan antara angka dengan agama, dengan kondisi sosial, politik, dan lain sebagainya.\
Padahal dalam memilih seharusnya kita melihat visi misi dari masing-masing capres cawapres. Siapakah yang memiliki visi misi terbaik, serta rekam jejak yang baik itulah yang seharusnya dipilih. Jangan dasari pilihan kita berdasarkan no urut yang didapat melalui mekanisme undian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H