Mohon tunggu...
Y. P.
Y. P. Mohon Tunggu... Sales - #JanganLupaBahagia

Apabila ada hal yang kurang berkenan saya mohon maaf, saya hanya orang biasa yg bisa salah. Semoga kita semua diberikan kesehatan dan kesejahteraan. Aamiin.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Prabowo Singgung Strategi Turunkan Ahok Itu Tindakan Blunder

17 September 2018   22:01 Diperbarui: 17 September 2018   22:25 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pidato Prabowo Subianto | Tribunnews.com

Apalagi kini sudah dilakukan Ijtimak Ulama 2 yang sudah memberi keputusan final untuk mendukung Prabowo Sandi. Tidak akan ada keraguan lagi bagi pendukung Prabowo yang radikal untuk mendukung Prabowo.

Tanpa suara para kaum nasionalis, mustahil Prabowo bisa mengalahkan Jokowi. Sebab dari hasil survey yang terakhir, Jokowi masih unggul secara telak dibandingkan Prabowo.

Dalam survey SMRC antara bulan Mei -- Juni 2018 hasilnya Jokowi unggul di pulau Jawa. Pulau dengan kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia. Lebih detail lagi di Jawa Barat, Jokowi mendapatkan dukungan 48,3 persen. Sedangkan Prabowo hanya 37,8 persen. Sementara di Jawa Tengah, Jokowi sangat dominan dengan dukungan 73,5 persen, di atas Prabowo yang mendapat dukungan 16,7 persen. Di Jawa Timur, Jokowi mendapat dukungan 58,8 persen dan Prabowo 29,6 persen. (sumber)

Kubu Prabowo tidak perlu ikut campur dalam gerakan-gerakan anti Jokowi. Karena tanpa disuruh pun mereka akan tetap memilih Prabowo. Cukup fokus pada upaya menjangku kaum Nasionalis dan Agamis yang tidak radikal. Tapi menyatukan kedua kelompok ini bukanlah perkara mudah, karena pada dasarnya mereka kurang menyukai satu sama lain. Untuk itu dibutuhkan peran lebih Prabowo Sandi sebagai juru penengah dan pemersatu kedua kelompok tersebut. Jika kubu Prabowo Sandi hanya sibuk mengkritisi Jokowi, hampir bisa dipastikan Prabowo akan kalah lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun