Apalagi kini sudah dilakukan Ijtimak Ulama 2 yang sudah memberi keputusan final untuk mendukung Prabowo Sandi. Tidak akan ada keraguan lagi bagi pendukung Prabowo yang radikal untuk mendukung Prabowo.
Tanpa suara para kaum nasionalis, mustahil Prabowo bisa mengalahkan Jokowi. Sebab dari hasil survey yang terakhir, Jokowi masih unggul secara telak dibandingkan Prabowo.
Dalam survey SMRC antara bulan Mei -- Juni 2018 hasilnya Jokowi unggul di pulau Jawa. Pulau dengan kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia. Lebih detail lagi di Jawa Barat, Jokowi mendapatkan dukungan 48,3 persen. Sedangkan Prabowo hanya 37,8 persen. Sementara di Jawa Tengah, Jokowi sangat dominan dengan dukungan 73,5 persen, di atas Prabowo yang mendapat dukungan 16,7 persen. Di Jawa Timur, Jokowi mendapat dukungan 58,8 persen dan Prabowo 29,6 persen. (sumber)
Kubu Prabowo tidak perlu ikut campur dalam gerakan-gerakan anti Jokowi. Karena tanpa disuruh pun mereka akan tetap memilih Prabowo. Cukup fokus pada upaya menjangku kaum Nasionalis dan Agamis yang tidak radikal. Tapi menyatukan kedua kelompok ini bukanlah perkara mudah, karena pada dasarnya mereka kurang menyukai satu sama lain. Untuk itu dibutuhkan peran lebih Prabowo Sandi sebagai juru penengah dan pemersatu kedua kelompok tersebut. Jika kubu Prabowo Sandi hanya sibuk mengkritisi Jokowi, hampir bisa dipastikan Prabowo akan kalah lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H