Meresa kesal dan tidak terima dengan perlakuan wasit, Williams melakukan aksi emosional dengan membanting raketnya sebelum kemudian diberikan ganjaran "game penalty" saat tertinggal 3-4. Dampaknya dia mendapat peringatan kedua dan diganjar penalti satu poin.
Tidak terima dengan keputusan wasit, Williams lantas melakukan serangan verbal terhadap Ramos. Dia menuduh sang wasit merupakan "pembohong" dan "pencuri". Karena William tenggelam dalam emosi, maka Osaka berhasil memimpin 5-3 dan petenis Jepang berusia 20 tahun itu bermain stabil hingga akhirnya memperoleh kemenangan.
Setelah pertandingan berakhir di hadapan penggemar, Williams secara sportif tetap memberi selamat kepada Naomi Osaka.
"Mari kita buat momen terbaik yang kita bisa. Kita akan melewati ini dan mari kita menjadi positif. Jadi, selamat, Naomi. Jangan cemooh lagi," ujar pemain yang 33 kali menjuarai grand slam tersebut.
Usai pertandingan tersebut sang wasit langsung meninggalkan lapangan tanpa berujar apapun.
Belakangan Mouratoglou pelatih Williams mengakui bahwa dirinya berusaha untuk memberi instruksi kepada Williams dari tribun penonton dengan tangannya, namun menuding pelatih Osaka, Sascha Bajin, melakukan hal serupa.
"Saya jujur. Saya memberi instruksi, saya pikir ia tidak melihatnya pada satu kesempatan. Sascha juga memberi instruksi pada setiap poin." kata Mouratoglou.
Pesan moral dari peristiwa ini adalah, bermain jujur dan tetap tenang, fokus dan jangan emosi. Apalagi sampai berbuat tidak menyenangkan kepada wasit, karena bagaimanapun keputusan wasit adalah mutlak dan tidak bisa diganggu gugat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H