Sebab saya sudah sering mengikuti flash sale untuk mendapatkan handphone yang sering disebut "HP Ghoib". Saya pikir saya hanya kalah cepat dari konsumen lain yang mungkin koneksi internetnya lebih baik dari saya.
Sore tadi saya perhatikan di group-group sosial media beredar kabar bahwa orang-orang yang diduga dipecat tersebut sudah masuk daftar blacklist di beberapa perusahaan e-commerce.
Bahkan kompetitor utama Tokopedia kabarnya untuk sementara waktu tidak menerima mantan karyawan Tokopedia karena pemberitaan ini.
Kalau bicara teknis fraud, mungkin saja para oknum tersebut sudah tahu barang-barang mana yang akan masuk dalam daftar flash sale. Sehingga mereka sudah memasukkan ke dalam keranjang belanja sebelum flash sale dimulai.
Harga pada saat itu memang masih normal, namun ketika detik 00 flash sale dimulai harga otomatis berubah menjadi harga diskon. Mereka tinggal melakukan pembayaran dan selesai.
Orang awam tidak demikian, mereka harus menunggu link flash sale dibuka. Setelah itu melakukan scroll layar aplikasi hingga menemukan barang yang mereka incar. Memasukkan dalam keranjang, konfirmasi pengiriman dan barulah pembayaran. Kadang sampai langkah pembayaran aplikasi sudah error, entah karena kebanjiran transaksi atau karena barang yang dipesan sudah habis.
Pesan moral dari peristiwa ini adalah, mungkin saja doa-doa para netizen dan konsumen Tokopedia yang dicurangi didengarkan oleh Tuhan. Sehingga Tuhan menyingkapkan tabir kecurangan yang dilakukan oleh oknum-oknum tersebut.
Bekerja di manapun kita harus berintegritas dan beretika. Jangan tergiur untuk melakukan kecurangan yang ujung-ujungnya merugikan diri sendiri, orang lain dan juga keluarga terdekat kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H