Mohon tunggu...
Y. P.
Y. P. Mohon Tunggu... Sales - #JanganLupaBahagia

Apabila ada hal yang kurang berkenan saya mohon maaf, saya hanya orang biasa yg bisa salah. Semoga kita semua diberikan kesehatan dan kesejahteraan. Aamiin.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Bila Oposisi Tidak Bersatu, Sama Saja Membiarkan Jokowi Menang

9 Agustus 2018   10:17 Diperbarui: 9 Agustus 2018   12:08 1035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan SBY dan Prabowo | Kompas.TV

Apalagi kalau sampai kubu oposisi justru terbelah menjadi 2 kubu atau biasa disebut ada poros ketiga. Semakin tidak maksmimal karena elektabilitas Jokowi sudah mendekati 50 persen.

Yang harus jadi perhatian para elit politik terkait pilpres adalah pemilih cenderung melihat tokoh dan bukan latar belakang partai pendukung.

Yang memilih wakil rakyat partai A belum tentu memilih capres dari partai A juga. Simpatisan partai juga belum tentu mendukung capres yang diusung oleh partai politik.

Jadi jika yang membuat kurang menyatu adalah perebutan posisi cawapres, saran saya pilih saja tokoh yang reputasinya baik, disukai oleh masyarakat.

Jangan kedepankan ego partai untuk mengusung calon tertentu karena iming-iming tertentu termasuk uang ratusan milyar.

Juga jangan memaksakan memilih cawapres dari keluarga pengurus atau pendiri partai bila elektabilitasnya rendah.

Kalau sampai langkah tersebut yang diambil, maka Jokowi akan otomatis menang atau auto-win pada Pilpres 2019.

Saya sebagai warga negara yang mengharapkan kontestasi politik berjalan seru dan menyenangkan akan kecewa jika Jokowi bisa menang dengan mudah.

Harus muncul perlawanan yang berarti sehingga Jokowi tidak menang mudah. Supaya siapapun yang menang dan menjadi Presiden akan mendapatkan tantangan yang menantang dari kubu Oposisi.

Sebab dengan oposisi yang kuat, pemerintah akan menjalankan pemerintahannya dengan smart dan pasti tidak akan membuat kebijakan yang semena-mena.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun