Pertama-tama saya ucapkan selamat kepada kita semua bangsa Indonesia, karena pada triwulan pertama tahun 2018 ekonomi kita tumbuh positif 5,06%. Lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu 5,01%. Meskipun demikian hasil yang didapat diawal 2018 ini lebih rendah jika dibandingkan triwulan ke empat 2017. Turun 0,42% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi ini lebih tinggi dari inflasi berturut-turut datanya sebagai berikut.
- Januari = 3,25%
- Februari = 3,18%
- Maret = 3,40%
Bila dirata-rata maka inflasi triwulan pertama adalah 3,28%. Artinya secara fundamental ekonomi kita sudah bagus, walau belum memenuhi ekspektasi pasar yang menginginkan pertumbuhan ekonomi kita berada diatas 6%.
Pengangguran Menurun
Dalam setahun terakhir, pengangguran berkurang 140 ribu orang, sejalan dengan tingkat pengangguran terbuka yang turun menjadi 5,13 persen pada Februari 2018. Dilihat dari tingkat pendidikan, tingkat pengangguran terbuka untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tertinggi diantara tingkat pendidikan lain, yaitu sebesar 8,92 persen.
Penduduk yang bekerja sebanyak 127,07 juta orang, bertambah 2,53 juta orang dibanding Februari 2017. Rata-rata upah buruh pada Februari 2018 sebesar 2,65 juta rupiah, tertinggi di Kategori Jasa Keuangan dan Asuransi, yaitu sebesar 4,13 juta rupiah, sedangkan terendah di Kategori Jasa Lainnya, yaitu sebesar 1,44 juta rupiah.
Rata-rata upah buruh laki-laki per bulan (2,91 juta rupiah), lebih tinggi dibanding perempuan (2,21 juta rupiah).
Rata-rata upah buruh yang menamatkan pendidikan universitas sebesar 4,42 juta rupiah per bulan, hampir 3 kali lipat dari rata-rata upah buruh dengan pendidikan SD ke bawah yang hanya sebesar 1,57 juta rupiah
(sumber)
Rupiah Melemah Tembuh Rp 14.000
Meskipun demikian ada tekanan dari luar yang sangat mempengaruhi perekonomian kita. Beberapa diantaranya adalah melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat. Posisi pagi 9 Mei 2018 nilai tukar Rupiah terhadap Dollar sempat menyentuh angka Rp 14.090 per Dollar Amerika Serikat.
 Pada bulan Maret 2018 Bank sentral AS Federal Reserve dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) memutuskan menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate sebesar 25 basis poin. Dengan demikian, saat ini Fed Fund Rate berada pada kisaran 1,5 hingga 1,75 persen. Menjadi daya tarik tersendiri untuk para investor membuat uangnya "pulang kampung" ke Amerika (sumber)
Tidak mau ketinggalan, Bank Sentral China juga menaikkan suku bunga paska pengumuman The Federal Reserve yang menaikkan suku bunga 25 bps menjadi 1,75% dari sebelumnya 1,5%.
The People's Bank of China (PBOC) menaikkan suku bunga 7 day reverse repurchase agreements sebesar 5 basis poin (bps) menjadi 2,55%.
Sayangnya Bank Indonesia tidak mengikuti langkah Bank Sentral Amrika dan China dan bertahan dalam angka 4,25%.
Dampak dari kebijakan ini sektor keuangan di lantai bursa pun terkoreksi tajam. Sempat menyentuh angka 1.223 point kini hanya 1.041 point atau turun 14,9%. Saham-saham pebankan juga mengalami koreksi yang cukup dalam. Banyak investor asing memutuskan untuk menjual saham-saham mereka. Dan aksi ini semakin memberatkan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar.
Harga Minyak Dunia Melonjak
Harga minyak juga melonjak menjadi 76,2 per barel karena beberapa hal. Yang pertama adalah konflik disemenanjung Korea, konflik di Suriah serta kesepakatan nuklir Iran dan Amerika.
Hal ini tentu memberatkan APBN tahun 2018. Karena pada APBN 2018 diprediksi harga minyak antara US$ 55-60 per barel serta nilai tukar Rupiah terhadap dollar Rp 13.500.
Apakah yang akan dilakukan pemerintah menghadapi tekanan ini? Akankan suku bunga BI segera dinaikan? Â Apakah harga BBM akan dinaikkan? Padahal tahun depan adalah tahun politik. Akan sangat menimbulkan kegaduhan jika hal itu dilakukan. Jika tidak, maka akan semakin menambah beban hutang negara kita.
Saya pikir hal ini lebih urgent untuk diselesaikan oleh pemerintah daripada melaksanakan debat dengan mantan menteri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H