Belakangan ramai sekali diberitakan di berbagai media mengenai hilangnya uang nasabah bank. Dari pemberitaan selanjutnya dikabarkan bahwa uang mereka dicuri didahului dengan pencurian data melalui mesin ATM dengan teknik skimming.
Menurut pengakuan Dirut salah satu bank pelaku sudah berhasil ditangkap.
Saya ingin sharing bahwa pekerjaan mengoperasionalkan ATM itu tidaklah mudah.Â
1. Penempatan ATM
Penempatan ATM itu diibaratkan seperti pembukaan kantor KAS sebuah Bank. Jadi Bank tidak bisa sembarangan menempatkan ATM. Harus mendapatkan izin dari otoritas keuangan terkait (BI & OJK).
2. Diincar penjahat
Penjahat yang ingin mencuri uang di ATM itu bisa berasal dari luar maupun dari dalam bank itu sendiri. Dari luar kita kenal ada teknik jackpoting, yakni yang membuat ATM memuntahkan seluruh uang yang ada di dalamnya. Ada juga penggelapan uang ATM yang bisa dilakukan oleh pegawai bank. Ada juga penjahat yang mengincar kartu nasabah dengan cara dijebak atau teknik card trapping.
3. Menjaga kinerja
Supaya ATM beroperasional dengan baik perlu dijaga minimal dari 3 sisi. Yang pertama adalah kondisi mesin ATM yang harus prima. Kedua adalah sisi jaringan komunikasi. Dan yang terakhir adalah sarana pendukung (UPS, fan box, grounding listrik). Mesin idealnya perlu diservis minimal 4 kali dalam setahun. Setiap part yang rusak harus segera diganti. Jaringan komunikasi juga harus prima dengan SLA minimal 99% uptime. Sarana pendukung sangat penting fungsinya untuk membantu stabilitas kinerja mesin dan jaringan komunikasi.
4. Monitoring ATM
Aktivitas ATM (online, offline, problem, pengisian, pengosongan, perbaikan dll) perlu dimonitor secara ketat dan dilaporkan secara periodik. Hal ini bertujuan supaya pengelola ATM dan manajemen bank mengetahui kondisi terkini mesin-mesin ATM mereka.
Lantas bagaimana caranya supaya tindak kejahatan di ATM bisa diminimalisasi?
Berikut adalah beberapa tips mengamankan ATM.
a. Lakukan monitoring ketat
Bank harus memiliki alat untuk memonitor setiap aktivitas ATM-nya, serta melaporkannya pada pihak-pihak terkait. Misalnya ada gangguan pada card reader, dalam hitungan detik problem tersebut harus sudah diketahui oleh pengelola.Â
Idealnya bank juga membentuk tim monitoring ATM di kantor pusat, wilayah, dan juga area. Sehingga apabila ada problem di ATM dapat segera diketahui. Apabila pengelola ATM sedang tidak fokus untuk monitoring ATM, maka menjadi tugas TIM Monitoring KP, wilayah, dan area untuk memberitahukan problem tersebut kepada pengelola untuk segera ditindaklanjuti dengan kunjungan ke lokasi ATM dan dilakukan perbaikan.
Pengelola harus mengecek setiap sisi ATM, apakah ada benda-benda mencurigakan seperti foto di bawah? Jika iya segera hilangkan alat mencurigakan tersebut, bisa jadi itu adalah alat yang digunakan untuk merekam aktivitas jari nasabah di keypad, atau bisa juga alat skimming yang digunakan untuk merekam data yang terdapat pada kartu ATM nasabah.
Pengelola ATM bisa dari vendor bisa juga pegawai Bank, nah tentu mereka butuh istirahat. Bank sebenarnya bisa bekerja sama dengan security untuk mengamankan ATM dengan cara melakukan patroli ATM terutama saat malam hari. Bisa juga dibuat group WhatsApp khusus untuk koordinasi dan pusat informasi terkini situasi ATM.
b. Matikan port USB
Hal ini penting supaya ATM tidak menjadi korban penjahat yang menggunakan software jackpoting ATM. Hanya bermodalkan USB flashdisk dan virus yang dibeli didunia maya seharga USD5000 seorang penjahat bisa dengan mudah menguras uang yang ada di ATM. Kebanyakan pelaku kejahatan ini adalah orang asing yang sangat pandai dalam teknologi ATM.
c. Pastikan boks ATM sukar diakses
Jangan biarkan pengunjung ATM dapat dengan mudah mengakses modem ATM. Pastikan boks tempat menyimpan UPS dan modem sudah dikerangkeng. Hal ini akan menyulitkan penjahat untuk melakukan kejahatan dummy host. Yaitu teknik menguras ATM dengan cara membuat server palsu yang menyaru seolah-olah ialah server pusat bank.Â
d. Asuransi
Pastikan setiap aktivitas ATM dicover oleh asuransi. Mulai dari proses pengisian dan pengosongan ATM, uang dalam mesin, mesin ATM itu sendiri harus dipastikan tercover asuransi. Apabila ada risiko-risiko seperti pencurian, perusakan, kebakaran, banjir, huru hara dan lain sebagainya bank mendapat ganti rugi dari peristiwa tersebut.
e. Evaluasi dan perbaikan
Lakukan evaluasi dan perbaikan pada ATM, menggunakan data dari tim monitoring. Hal ini bertujuan untuk menjaga ATM dalam kondisi prima dan mampu maksimal melayani nasabah Bank.
Sekiansharing dari saya, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H