Pada jaman game console pola ekonomi yang terjadi terkait game tersebut adalah rental console, penjalan aksesoris dan kaset game. Dalam hal ini pembuat game tidak mendapatkan revenue secara langsung dari gamers karena pola distribusi yang konvensional. Sekarang di era mobile pembuat game mendapatkan revenue dari gamers lebih cepat dengan pola distribusi berbeda. Gamers bisa memberikan credit kepada pembuat game dengan metode potong pulsa operator. Cara ini sangat efektif untuk diterapkan di Indonesia mengingat penggunaan kartu kredit di Indonesia belum seperti negara maju.Â
Cobalah iseng bertanya kepada Gen Y dikantor anda, apakah mereka bermain game yang populer sekarang "Mobile Legend". Pasti sebagian besar laki-laki Gen Y akan berkata "iya". Game ini bahkan dibuat viral oleh para gamers karena mengharuskan mereka untuk sharing pencapaian mereka di sosial media Facebook. Hari ini siapa yang belum punya akun Facebook?
Dari sisi pembelajaran, dulu gamers membaca majalah atau buku untuk tutorial dan trick bermain game. Sekarang jauh lebih interaktif lagi dengan adanya Youtube. Bahkan kita bisa berinteraksi langsung dengan orang yang memberikan tutorial maupun trick bermain game tersebut. Â Hal ini juga pasti berdampak pada bisnis majalah game (perusahaan dan pegawai).
Kesimpulan
Ada lebih banyak contoh selain dua hal diatas apabila mau dijabarkan, tetapi poinnya adalah perubahan itu telah terjadi. Perusahaan harus bisa segera menyadari perubahan perilaku masyarakat, terutama yang berdampak sistemik dan masif oleh karena perkembangan teknologi. Fakta-fakta lain yang mungkin terlewatkan dari analisa permasalahan harus mulai diakomodasi sebagai bahan analisa yang baik.Â
Jadi menurut saya terlalu dini untuk menyimpulkan penurunan daya beli sebagai penyebab kelesuan beberapa sektor ekonomi, fakta lain di lapangan telah membuktikan bahwa pola ekonomi sudah berubah sebagaimana dijelaskan pak Rhenald Kasali dalam artikelnya dan juga contoh kecil yang saya tulis diatas. Apabila perusahaan anda adalah martket leader, janganlah berpuas diri dan meremehkan kompetitor kecil anda. Lakukan analisa "diluar kebiasaan" dengan mempertimbangkan fakta lain dilapangan untuk mendapatkan jawaban yang tepat untuk menjawab persoalan yang dihadapi.
Sumber Gambar
Yohanes Pambudi