Tidak terasa, sudah dua minggu lebih kita stay at home bersama anak-anak. Begitulah, libur panjang yang tidak dirindukan tapi harus dijalani guna meminimalisir dan memutus mata rantai penyebaran virus corona (vicor) yang entah kapan berlalunya.Â
Harapan kita semua semoga virus ini segera lenyap sehingga semua orang dengan beragam profesinya dapat kembali beraktivitas sebagaimana biasanya.
Bagi para orangtua, mungkin ada pengalaman baru ketika harus mengurung diri di rumah bersama keluarga. Sebab biasanya kita pergi pagi pulang sore, bahkan malam, atau mungkin mingguan dan bulanan.Â
Tergantung bekerjanya di mana dan profesinya sebagai apa. Durasi tatap muka dengan anak-anak biasanya juga mungkin sangat singkat, atau mungkin jarang ketemu. Ketika pulang kerja, anak sudah tidur pulas. Sebelum mereka bangun kita juga mungkin sudah berangkat kerja. Â
Nah, sekarang bagaimana bapak ibu? Mau tak mau harus bagaimana lagi, harus melakukan tugas rangkap di rumah; jadi orangtua sekaligus jadi guru bagi anak-anak. Saya sudah bayangakan, kalau kita punya lima anak saja dan usianya masih usia dini dan pendidikan dasar.Â
Huh, tingkahnya macam-macam. Si adik ganggu abang atau sebaliknya. Ada yang rebutan mainan, ribut teriak-teriak sambil lari. Itu dia, kaum ibu yang paling pusing karena rumah tidak bisa rapi dan teratur karena anak-anak tidak berhenti mainnya.
Ada lucunya juga membaca postingan kawan-kawan di facebook dan whatsapp. Ternyata banyak yang mengeluh dan kualahan menghadapi anak-anak sendiri di rumah. Pusing katanya.Â
Bahkan ada yang membuat karikatur si anak menenteng tas, lalu ibunya tanya; mau ke mana kamu nak? ‘Mau ke rumah ibu guru belajar sama ibu guru saja’, jawab anaknya. Kenapa? Lalu anaknya bilang; ‘habis ibu tiap hari marah-marah’.
Sudah biasalah
Bagi mereka yang orangtua yang berprofesi guru, terlebih guru PAUD dan Taman kanak-kanak, menghadapi tingkah polah anak-anak yang beragam itu sudah biasa karena keseharian mereka memang mengurusi anak-anak.Â
Terkadang tugasnya bukan Cuma memberi materi dan mengawasi anak-anak, tapi bisa jadi lebih ribet lagi; ada yang kencing di celana, ada yang minta pulang, ada yang berantam, belum lagi yang kecil tidak dapat tidur karena terganggu dengan keributan anak-anak yang lain. Karena sudah terbiasa dengan situasi ini, mereka tidak stress.