Mohon tunggu...
Johansyah M
Johansyah M Mohon Tunggu... Administrasi - Penjelajah

Aku Pelupa, Maka Aku Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Konsep "Tawassuth" Ibnu Miskawaih

7 Juli 2018   08:44 Diperbarui: 7 Juli 2018   09:13 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salah satu tokoh muslim yang sangat terkenal adalah Ibnu Miskawaih (932-1030 M). Dia adalah salah seorang yang memiliki perhatian serius terhadap pendidikan, terutama pendidikan akhlak.

Dalam pemahamannya, akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan-perbuatan secara spontan tanpa memikirkannya terlebih dahulu dan diperhitungkan sebelumnya. Sikap atau keadaan jiwa itu berasal dari dua sumber, yaitu fitrah sifat bawaan, serta kebiasaan dan latihan. Dalam teori pendidikan kontemporer, kita juga kemudian mengenal aliran empirisme, nativisme, naturalisme, dan konvergensi.

Konsep akhlak yang kemudian dikerangkakan oleh Ibnu Miskawaih dikenal dengan istilah tawassuth (moderat/pertengahan). Ada empat sifat pokok utama manusia, yaitu hikmah (kearifan dan kebijaksanaan, iffah (kesucian), syajaah (keberanian, dan 'adalah (keadilan). Empat sifat utama ini memiliki dua kutub ekstrim yang nanti tergolong pada sifat tercela. Hikmah, sifat ekstrimnya yaitu kelancangan dan kedunguan. Iffah (kesucian), sifat ektrimnya tidak menjaga kehormatan dan sok suci. Syajaah (keberanian), sifat ekstrimnya pengecut dan nekad. Dan 'adalah (keadilan), sifat ekstrimnya adalah teraniaya dan menganiaya.

Karena tawassuth itu relatif, maka menurut Ibnu Miskawaih harus ada tolok ukurnya, yaitu akal dan ajaran agama. Inilah yang manurut dia mampu memberikan penilaian apakah sifat seseorang itu tawassuth atau jatuh pada dua kutub ekstrim. Dalam kenyataannya, wujud konsep al-washath ini mampu melahirkan sebuah kondisi yang dinamis, fleksibel, demokratis, dan kenyamanan.

Sebenarnya masih banyak sekali uraian dan pembagian dari empat sifat utama di atas. Tapi saya akan coba menyenggol kondisi kekinian dengan konsep tawassuth. Mari lihat satu contoh kasus. Ketika ada seorang pemimpin yang digandrungi, semua melayangkan pujian padanya. Bahkan di saat orang menyatakan sedikit kekurangannya, dia membela dan mungkin marah. Tapi giliran pemimpin yang dia puja-puja itu terjerat kasus tertentu, dia habis-habisan menghina dan melecehkannya seolah-olah pemimpin ini tidak pernah melakukan kebaikan sedikit pun.

Kita sering menemukan kondisi seperti ini di media sosial. Sebenarnya inilah kutub ekstrim yang disebutkan Ibnu Miskawaih. Kutub ekstrim di mana orang terlalu berlebihan menyikapi sesuatu. Terlalu berlebihan memuji dan terlalu berlebihan dalam menyalahkan orang. Dalam agama pun banyak terjadi seperti ini. Biasanya yang terlalu memuji ini akhirnya menjadi fanatik, dan cenderung menyalahkan yang lain di luar pemahamannya.

Sebenarnya Nabi Saw banyak memberi contoh dan menganjurkan agar kita bersikap moderat. Dalam salah satu haditsnya, beliau menegaskan bahwa sebaik-baik urusan adalah pertengahannya. Jangan terlalu ke depan, jangan terlalu ke belakang. Jangan terlalu ke kiri dan jangan teralu ke kanan. Beliau juga berpesan agar mencintai dan membenci itu sekedarnya saja. Inilah sikap tawassuth (moderat).

Semoga dalam berinteraksi kita dapat mewujudkan sifat tawassuth ini. Marilah terus berlatih agar kita mampu mewujudkannya. Seperti yang digambarkan Ibnu Miskawaih di atas, kita harus bijaksana, jangan dungu dan jangan pula lancang. Kita harus berani, jangan takut dan jangan pula nekad. Kita harus menjaga kesucian, dan jangan menggadaikan kehormatan atau sok suci. Begitu seterusnya, kita tempatkan sifat kita pada posisi tawassuth.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun