"Dab Minthoel" mencuri perhatian para penggemar kuliner di Jogjakarta. Warung penyetan Lamongan ini mempunyai menu yang lebih banyak dibandingkan dengan warung penyetan pada umumnya.
Menu yang lebih banyak itu ditunjang dengan cita rasa sambal terasi yang khas.
Warung yang didirikan oleh FX. Agus Winarno dan isterinya, Brigita Andre Kurnia Indarto itu punya tiga sambal andalan yang disukai para pengunjung. Ketiga andalan itu adalah sambal terasi, sambal bawang dan tomat.
"Sambal terasi yang menurut pengunjung bikin "nagih"," kata Agus saat berbincang di Dab Minthoel, yang berlokasi di Jalan Sengkan Raya no.36B, Joho, Condongcatur, Kecamatan Depok, Sleman baru-baru ini.
Warung yang baru dibuka di awal Februari 2024 segera menyedot para penggemar kuliner, khususnya penyetan. Apalagi jam operasionalnya terbilang lebih lama, dari pukul 12.00 hingga 23.00 WIB. Durasi yang tepat dijalankan, sebagai strategi menyasar pengunjung saat makan siang, dan yang ingin menikmati malam dengan menu penyetan.
Kenapa warung yang bersih, luas dan nyaman yang membuat pengunjung jadi betah itu dinamai Dab Minthoel?
Agus menuturkan, dalam bahasa Jawa gaul Dab berarti Mas. Sedangkan Minthoel itu panggilan akrabnya di kalangan keluarga dan teman-teman di kampung.
"Sebenarnya nama asli panggilannya adalah Winthul, karena diambil dari nama belakang saya yaitu Winarno terus diplesetkan menjadi Winthul," jelas Agus sambil tertawa.
Agus dan isterinya pada 2023 ingin membuka usaha untuk tambahan penghasilan. Bisnis kuliner yang ingin dicoba tapi seperti apa masih belum mendapatkan apa yang menarik dan tepat untuk dijalani.
Lalu ada kerabat yang mengusulkan untuk mencoba makan di warung penyetan Pak Tri di Solo, untuk melihat menu apa yang disajikan. Agus yang bekerja sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) di Magelang lalu mengajak isterinya ke Solo sampai dua kali.
Merasa cocok dengan menu yang disajikan dan konsep penyajiannya, keduanya lalu mencari tempat yang dinilai strategis, melakukan renovasi seperlunya dan bersiap mengoperasikan Dab Minthoel yang jika disingkat menjadi DM..
Seperti warung-warung penyetan Lamongan lainnya, DM memasang spanduk berwarna dasar putih dan tampilan gambar serta tulisan menyolok. Â Secara umum isi spanduk dan gaya lukisannya sama. Nama warung, lukisan bahan menu lauk dan juga nomer telepon dengan warna-warna Asturo atau fluorecent. Hijau muda, kuning, serta orange.
Andalan
Menu yang lebih banyak dari warung penyetan lainnya di DB terbagi dalam Serba Goreng dengan 18 jenis ikan dan lalapan, Bakar (4 jenis termasuk uritan), Bakar Pedes (pepes nila dan belut) dan Sayuran (cah kangkung dan sawi). Â
"Jika bicara soal menu andalan, ada kulit, pepes bakar nila pedes dan pepes bakar belut pedas. Ketiga menu itu yang paling banyak dipesan pengunjung. Kulit  ayam goreng sangat jarang sekali warung lamongan yang menyediakan," jelas Agus.
Satu porsi kulit ayam yang digoreng hingga terasa kriuknya hanya dibandrol Rp 14.000 tanpa nasi.Â
Sedangkan untuk minuman, selain tersedia teh dan jeruk, juga ada kelapa muda. Cukup dengan Rp 8 ribu sudah menikmati segelas kelapa muda murni, tanpa gula dan es.Â
Melihat menu dan harga yang dipatok, terasa murah dibandingkan dengan nikmat yang didapat.Â
Kepala ayam goreng misalnya hanya Rp 7.000, sedangkan paling mahal pepes nila Rp 28.000.Â
Pelanggan warung DM tak hanya pengunjung yang datang hingga tengah malam, saat hendak tutup, tapi juga mereka yang order untuk dikirim ke kantor sebagai lauk makan siang.
Mereka biasanya memesan melalui Whatsapp ke Agus atau isterinya, lalu esoknya diantar sesuai menu yang diinginkan.
"Mereka tak hanya tahu saat berkunjung, tapi juga dari mulut ke mulut. Getok tular. Testimoni seperti itu penting bagi kemajuan warung DM. Itu harus dijaga," tambahnya.
Merawat
Meski belum setahun menjalankan bisnis penyetan Lamongan, namun Agus yang ayah tiga anak itu  sudah menyadari adanya persaingan dengan lainnya.
Itu bukan masalah, Â karena namanya berbisnis pasti ada persaingan. Masalahnya kan seperti apa strategi bersaing itu. Selama fair, tak ada masalah. Sama-sama menyajikan menu dan pelayanan yang terbaik.
Apakah ada yang tidak sehat? Kita tidak tahu, dan tidak inginkan itu. Saya yakin tiap warung punya kelebihan masing-masing. Itu saja yang harus dipertahankan, tambahnya.
Bagi Agus, fokus pada bisnis adalah hal utama. Bagaimana mempertahankan pengunjung setia, dan yang baru mengenal warung penyetan DM.
"Kita hafal pengunjung tetap, yang setia datang, jam berapa biasanya datang. Ini yang harus kita jaga, kita rawat agar tidak berpaling ke warung lainnya. Caranya, ya melayani dengan baik, mempertahankan rasa, menyajikan menu yang masih fresh," ujar Agus.
Berbicara tentang ekspansi usaha dengan membuka cabang, ia mengatakan hal itu merupakan rencananya bersama sang isteri. Namun hal itu tak bisa dilakukan dengan segera atau tergesa-gesa. Lokasi misalnya, meski di pinggir jalan besar tapi jika sepi juga bukan merupakan hal yang menguntungkan.
Di tengah obrolan saat warung penyetan DM hendak tutup, datang sebuah mobil cat putih memasuki area parkir yang cukup luas itu.
"Itu pelanggan setia, yang sering datang hampir tengah malam begini," jelas Agus.
Malam pun terus beranjak. Karyawan mulai berbenah, untuk kembali berjualan lagi esok harinya. Lampu yang terang menyinari spanduk besar warung DM. Benderang menghalau gelapnya jalanan.
Warung penyetan DM terus mengayunkan langkahnya menjadi lebih baik, lebih berkembang seiring usaha dan doa. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H