Menumbuhkan
Prof Zudan yang juga Ketua Umum Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) Nasional periode 2022--2027, berpendapat bahwa capaian tersebut merupakan karya bersama dari TPID Sulsel yang dirintis Bahtiar Baharuddin, PJ Gubernur Sulsel sebelum Zudan.
"Pak Bahtiar sudah meletakkan landasan yang bagus sehingga saya tinggal melanjutkannya," jelas Prof  Zudan.
Penggemar bonsai dan olaraga karate mengungkapkan, sejauh ini, inflasi di Sulsel terkendali pada kisaran 1,7 persen. Hal ini perlu dijaga sampai akhir 2024.
Ia menegaskan, inflasi harus selalu dikendalikan. Dalam kaitan itu, Â Gerakan Pangan Murah (GPM) dan subsidi langsung kepada para produsen, pedagang, dan sarana transportasi perlu dilakukan.
GPM merupakan kegiatan rutin untuk  menjaga stabilitas harga pangan, dan termasuk berhasil. Hal itu karena pihak terkait benar-benar bersinergi untuk upaya menstabilkan harga mulai dari Forkopimda, BUMN, BUMD hingga PKK.
Berbagai komoditas pangan dijual dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga pasaran. Seperti beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) dijual dengan harga Rp58.000 per 5 kg yang biasanya dijual Rp65.500 per 5 kg, serta minyak goreng dan gula pasir juga ada.
Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulsel, Muhammad Arsjad, harga berbagai komoditas itu turun antara 5 sampai 10 persen. Gerakan ini tidak hanya dilakukan pada peringatan hari tertentu saja
Keberhasilan tersebut menuai pujian dari Guru besar Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Marsuki DEA yang menilai bahwa pengendalikan inflasi tak lepas dari kepemimpinan Prof Zudan.
Meski baru tiga bulan menjabat (dilantik pada 17 Mei 2024), mantan Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) itu dinilai berhasil menumbuhkan perekonomian dan mengendalikan inflasi. Kepemimpinannya membawa Sulsel ke arah yang lebih baik.