Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hukuman Match Fixing Lebih Ringan Ketimbang Lempar Flare

12 Agustus 2024   23:06 Diperbarui: 12 Agustus 2024   23:10 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Pengaturan hasil pertandingan alias match fixing jadi barang haram di dunia sepakbola. Tentu juga di cabang olahraga lainnya.

Perputaran uang dari pengaturan skor ini tidaklah sedikit. Para pelakunya tak peduli akan merugikan klub mana, asal ada duit mengalir untuk menyuap perangkat pertandingan atau wasit. Tidak peduli juga bagaimana para suporter mengorbankan waktu dan uang untuk mendukung tim kesayangannya, tanpa tahu sudah dicurangi untuk kalah.

Namun, nafsu untuk terus meraih tiga poin dan bertahan atau syukur-syukur bisa promosi, seperti membutakan jargon fair play di bendera yang dibawa anak-anak sebelum laga dimulai.

Kini klub-klub, terutama yang berkiprah di Liga 1 bisa dengan tenang melakukannya. Dendanya kecil, bahkan lebih kecil dari penyalaan flare di lapangan yang menyebabkan pertandingan terhenti.

Nah, daripada suporter mengamuk karena klub kesayangannya kalah, lebih baik manajemen klub melakukan match fixing. Belum lagi ada yang merusak fasilitas stadion, klub yang pasti mengganti kerugian. Dari segi biaya yang dikeluarkan jelas lebih ringan daripada flare.

Analog di atas tentu bukan saran yang baik bagi klub Liga 1. Itu sesat.

Apalagi Ketua Umum PSSI, Erick Thohir sudah mengeluarkan ancaman untuk tidak memberi ampun bagi para pelaku match fixing itu.  

"Saya pernah katakan, jangan main-main. PSSI sudah berkomitmen dengan Polri, kita selidiki, ada bukti yang kuat, maka langsung sikat, tidak pandang bulu," ujar Erick pada rilisnya, 21 Desember 2023.  

Erick yang juga Menteri BUMN kembali menegaskan dan memastikan akan memberikan sanksi tegas terhadap pelaku match fixing dalam kompetisi liga sepak bola di Indonesia.

"Ada satu poin besar, saya tidak ada toleransi mengenai match fixing," ujar Erick saat membuka acara Workshop Aturan Baru Liga 1 Musim 2024-2025 seperti dalam tayangan video yang diunggah akun instagram pribadi: @erickthohir yang dipantau di Jakarta, Minggu, 14 Juli 2024.

Dalam acara sosialisasi aturan yang disampaikan perwakilan tim Komite Perwasitan PSSI Yoshimi Ogawa, Erick kembali menegaskan komitmen PSSI untuk melakukan transformasi liga sepak bola di tanah air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun