Mental anjlok mengiringi Persikabo 1973 menjadi tim pertama yang harus terdegradasi ke Lliga 2 musim depan. Kepastian itu terjadi di Stadion Brawijaya kota Kediri, Kamis, 28 Maret 2024 usai dipermak tuan rumah Persik Kediri 2-5.
Hasil itu merupakan kekalahan keenam secara beruntun buat Persikabo. Totalnya, mereka kalah 19 kali musim ini dengan cuma menang tiga kali dan imbang delapan kali.
Kekalahan itu langsung memupus harapan klub milik tentara tersebut untuk bertahan di Liga 1. Persikabo baru mengemas 14 poin dari 30 laga. Masih tersisa 4 laga, yang jika seluruhnya dimenangkan hanya menghasilkan poin maksimal 29.
Sementara di atas Persikabo terdapat Arema FC, PSS Sleman, dan Persita Tangerang yang berada batas aman zona degradasi, namun belum aman sekali. Arema FC dan Persita sama-sama memiliki poin 31. Sedangkan PSS dengan poin 32 setelah berhasil mencuri satu poin dari hasil imbang 0-0 saat bertandang ke markas Madura United, Jumat, 29 Maret 2024.
Pelatih Persikabo, Djadjang Nurdjaman memberikan jawaban atas hancurnya penampilan para pemainnya. Kalah telak itu memalukan, apalagi empat gol tercipta di babak pertama. Tiga diantaranya merupakan kesalahan para pemain.
Djanur, panggilan akrab Djadjang, menjelaskan sulit untuk mengangkat mental pemain yang sudah lama tidak pernah merasakan kemenangan. Akibatnya mereka sulit untuk bermain dengan konsentrasi penuh.
Djanur sendiri baru menangani Persikabo 1973 sejak 13 Maret 2024, sesuai pengumuman resmi di Instagram klub. Ia menggantikan Aji Santoso yang terpaksa dipecat seusai Persikabo kalah 1-2 dari Dewa United pada pekan ke-28 Liga 1.
"Susah memang mengangkat mental pemain kami yang sudah sekian lama tidak meraih kemenangan. Bagi saya itu pekerjaan yang sulit karena ini faktor mental. Sulit bangkit, sehingga kesalahan elementer yang tidak perlu dibuat terjadi di laga yang penting ini," ujar Djanur yang berhasil membawa Persib menjadi juara Indonesia Super League (ISL) 2014.
Tidak Mengejutkan