Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sari Yok Koeswoyo akan Menjawab Keraguan Publik tentang Artis Berpolitik

12 Agustus 2023   03:40 Diperbarui: 15 Agustus 2023   00:34 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyandang sebutan selebriti tidaklah menjadi jaminan akan mendapatkan karpet merah saat memulai berkarier sebagai politisi. Pertarungan di dalam dunia politik tak kalah serunya, bahkan bisa melebihi, dunia artis.

Bisa jadi tidak semuanya mengalami kerikil tajam seperti itu. Namun, hal pertama yang diterima saat mulai melangkahkan kakinya ke dunia politik adalah dipandang sebelah mata, diremehkan.

Maka menjadi tidak mudah untuk melenggang ke Senayan. Seperti dikatakan oleh Nurul Arifin, anggota Komisi I DPR dari Fraksi Golkar. saat berbicara dalam diskusi "Potensi Caleg Artis dan Influencer" di Pilpres 2024 di DPR, Selasa, 27 Juni 2023.

"Kalau jadi artis yang tidak enaknya adalah masuk partai pertama-tama kita itu kayak underestimate, pasti ya pasti itu," kata Nurul, artis senior yang sudah membintangi puluhan film layar lebar dan sinetron.

"Kemudian sepertinya ada gesture yang melecehkan, mungkin juga secara verbal soft ya, ada seperti itu," tambahnya.

Di mata pengamat pun, kehadiran aktris sebagai caleg juga diremehkan. Ada yang berpendapat, kemampuan aktris di dunia film, tarik suara atau melawak memang baik. Tapi kapasitas sebagai seorang politisi atau legislator, mungkin kurang memadai. Karena menjadi anggota legislatif tidak instan."

Munculnya public figure juga dianggap hanya sebagai suatu strategi vote getter dari partai politik pengusung untuk memanfaatkan ketenaran dan panggung politik.

Tren seperti ini sudah berlangsung sejak 2004 atau ketika pemilu langsung diberlakukan. Dimana kursi anggota DPR yang diperebutkan semakin banyak, sementara persaingan jadi lebih ketat bersamaan dengan kian bertambahnya partai politik.

Demi meraup kursi atau suara lebih besar, pertimbangan populer jadi modal utama bagi caleg agar dipilih. Di sinilah akhirnya tuntutan atas kehadiran pesohor makin tinggi.

Meski begitu, partai politik tentu sudah berhitung saat menyertakan aktris sebagai caleg, karena masing-masing punya nama di mata masyarakat. Nama yang menjadi modal mendapatkan perhatian dan suara para pemilih.

Walaupun tidak ada jaminan tersendiri untuk hasil yang selalu signifikan dengan popularitas atas pencapaian suara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun